Senin, 03 Oktober 2011

Kegiatan Besar yang Menghindari Ekspose Media



Sebuah perhelatan besar digelar 17-20 Juli di kawasan Serpong, Banten. Di situ berkumpul ratusan ribu orang yang menamakan dirinya anggota Jamaah Tabligh. Siapa sebenarnya mereka dan apa yang dilakukan selama digelarnya acara itu?
MAAF. Itulah kata yang sering muncul dari mulut petugas yang berada di Posko Khirosah di tempat perhelatan akbar Jamaah Tabligh di sebuah tanah lapang seluas 200 ha di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Minggu (19/7) lalu. Perkataan dengan nada santun tersebut mereka katakan ketika Suara Merdeka mencoba memperoleh informasi lebih jauh tentang kegiatan akbar tersebut dan hal-hal yang terkait teknis seperti jumlah anggota Jamaah Tabligh yang hadir, siapa tokoh nasional yang diundang, hasil-hasil pertemuan akbar, dan sebagainya.
”Maaf pak, kami memang tidak ingin riya’. Jadi kami tidak ingin mempublikasikan kegiatan kami di koran dan televisi. Biarlah nanti masyarakat mengetahui sendiri kegiatan silaturahmi pengikut ‘usaha dakwah’ ini, karena kami insya Allah akan bersilaturahmi ke masjid-masjid yang ada di tengah masyarakat,” kata petugas yang mengaku bernama Abu Jihad itu.
Jika melihat begitu banyaknya jumlah bus, metromini, minibus, sedan biasa sampai sedan mewah, sepeda motor sampai sepeda onthel yang terparkir rapi di lokasi tersebut, belum lagi mereka yang datang berjalan kaki atau naik ojek, maka bisa diperkirakan jumlah yang hadir mencapai ratusan ribu orang atau jauh lebih banyak daripada yang hadir pada saat kampanye akbar pasangan SBY-Boediono di Stadion Utama Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.
”Mungkin hampir sejuta orang mas, tapi saya nggak tahu persisnya, karena kita datang kesini cuma mikir, cuma usahakan, iman kokoh di hati kita,” kata Anwar, anggota Jamaah Tabligh asal Malang, Jawa Timur.
Dia yang ”keceplosan bicara” merupakan staf pengajar di PTN favorit di Malang. Anwar mengaku, walaupun dihadiri anggota yang sangat besar jumlahnya serta dihadiri tokoh-tokoh nasional seperti Jusuf Kalla, bukan itu yang membesarkan pertemuan ini. ”Kita semua meyakini kebesaran sebuah pertemuan adalah bila di dalamnya membesarkan kebesaran Allah dan pentingnya dakwah untuk iman umat manusia. Kami ingin besar di mata Allah, bukan dinilai besar oleh mahluk-mahluknya. Kami juga tidak ingin membuat kami besar, kami istiqomah dakwah saja, biar Allah yang membesarkan kami,” paparnya.
Dalam setiap perhelatan akbar yang disebut ijtima’ tersebut, menurutnya, tidak ada perbedaan status sosial siapa yang datang. Bila presiden sekalipun, maka dia tidak akan diberi tempat duduk di VVIP dan harus duduk berbaur dengan jamaah, karena menjunjung tinggi prinsip semua sama di mata Allah, kecuali mereka yang bertakwa.
Ciri khas
Dari pengamatan Suara Merdeka, anggota Jamaah Tabligh mengenakan pakaian yang hampir seragam, seperti baju koko sampai dengan gamis yang panjang, celana panjang di atas mata kaki, kopiah putih, ada yang dilengkapi dengan sorban, dan sebagian besar memelihara jenggot.
Dari tampilan yang seragam ini, ternyata mereka datang dari status sosial berbeda. Hal ini terlihat dari beraneka kendaraan yang membawa mereka untuk hadir di acara tersebut. Deretan sedan dari BMW, Mercedes sampai Toyota Vios, juga SUV seperti Range Rover, Ford Escape, Toyota Fortuner sampai Daihatsu Terios berbaur dengan dengan Hijet dan bus butut, bahkan sampai sepeda onthel. ”Jangan difoto Pak, ini kebesaran dunia,” pinta sorang petugas di Khirosah saat Suara Merdeka akan memfoto hal yang menarik ini.
Kesan pertama masyarakat awam tentunya merasa asing bahkan ”seram” dengan kehadiran mereka. Namun demikian mereka tidak ekslusif dan berusaha untuk membaur dengan menyebarkan dakwah. Hal ini terlihat saat di warung kopi yang terletak dekat lokasi pertemuan akbar mereka. ”Assalamu’alaikum, Mas. Saya Junaidi asal Natuna, Riau, saya masih lemah iman, ikut ‘usaha dakwah’ ini untuk memperbaiki diri dan iman. Kita ikut saja biar Allah yang memberi kepahaman,” katanya kepada Suara Merdeka.
”Agar paham usaha ini, Mas bisa ikut ’usaha dakwah’ ini, kita khuruj, keluar di jalan Allah 3 hari saja. Semoga nanti dipahamkan Allah,” tambahnya.
Mendengar kata ‘keluar di jalan Allah’, teringatlah dengan kata-kata yang sering dikatakan almarhum Bangun Sugito atau dikenal dengan Gito Rollies. Ditanya apakah Gito ikut usaha dakwah ini, Junaidi hanya berkata ”Mas lebih tahulah daripada kami.”
Ditanya soal teknis terkait keluar di jalan Allah, dia menyatakan, ”Kalau Mas tinggal di Jakarta datang ke Masjid Jami’ Kebon Jeruk di ‘daerah kota’, daftar saja untuk keluar 3 hari. Kita dakwah membawa uang kita sendiri, dengan jiwa dan harta kita. Kita isi dengan baca kitab tentang keutamaan amal dan ibadah,” katanya.
Ijtima’ yang dimulai sejak tanggal 17 hingga 20 Juli pun berakhir, maka pulanglah mereka dengan tertib dalam rombongan-rombongan dengan seorang penanggung jawab. (Hartono Harimurti-62)
Posted by tablighfanatik pada Oktober 14, 2010
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij5fv1mDkrdQDewMSV39ewmYyRm791C_XbVjPsVpnd_ePZ7Y0tostAD_SnkTqwamKc7Iz7qkm8DqJwODDCdMvslDF20GePjimtTZnmStP32nG4zO63SZCnyaFRlgXJyy03Th69Yxt2uxQ/s320/NizamudinDetail2.jpg
DAFTAR MARKAS TABLIGH SELURUH DUNIA
Abu Dhabi : Kaleem Razal, Al-Musaffah, Abu Dhabi. 971-2-721
Afghanistan : Haji Md Meer, Sarai Nelam Farrush, Shahbazar, Kabul. 155-23798
Albania : (1) Dr Abdul Latif Saleh, Tirana. +355-42-25440/25438. (2) Seshi Avni Rustemi, Tirana. +355-42-23038 (3) Dr Skender Durresi, Tirana. +355-42-32710 Arab Saudi (4) Abdul Ghaffar Noor Wali, Jeddah. 966-2-6371607 (5) Ghassan 6823041 (6) Dr Ahmad Ali, P.O. Box 22310, Riyadh 11495. 966-1-6023679
Afrika Selatan : (1) Markaz, Bait-un-Nur, 17, 11th Avenue Mayfair, Johannesburg. 011-8392633
Albania (2) Dr Abdul Latif Saleh, Tirana. +355-42-25440/25438 (3) Seshi Avni Rustemi, Tirana. +355-42-23038 (4) Dr Skender Durresi, Tirana. +355-42-32710
Aljazair : (1) Masjid An-Najah, Al-Mohammedia, Algeria. (Belqasim Merad 213-2-750)
Angola (2) Comunidade Islamica em Angola, Caika Posta 2630, Luano
Amerika Serikat : (1) Dearborn Mosque, 9945 West Vernor Highway, Dearborn, Detroit. +1-313-8429000 (2) Markaz New York, 425, Montauk Avenue, Apt. 1, Brooklyn, New York (3) Markaz, Masjid Falah, 42-12, National St., Corona, New York. (Loqman Abdul Aleem) +1-718-4767968 (4) Abdur Raqeeb, 130, 69th St., Guttenberg, NJ 07093. +1-201-86.. , +1-718-8587168 (faks – Faqir) (5) Markaz, 820 Java Street, Los Angeles. (dekat Arbor Vitae St.) +1-310-4199177 (Dr Abd Rauf) Farouq Toorawa, Los Angeles. +1-310-6755456 (6) Masjid Al-Noor (Markaz), 1751 Mission Street, San Francisco. +1-415-5528831. (7) Vallejo Mosque, 727 Sonoma Boulevard, Vallejo, California. +1-707-6452024 (8) Naser Sayedi, 1777 East West Road, P.O.B. 1703, Honolulu. +1-808-735..
L/Cpl Chaudary, Hawaii. +1-808-2575721 (8) Islamic Centre, 1935, North Eo Place, Manoa, Honolulu.
Angola : (1) Comunidade Islamica em Angola, Caika Posta 2630, Luano
Argentina : (1) Ahmad Abboud, Centro Islamico, Av. San Juan 3049/53, Buenos Aires. 54-1-973577
Australia : (1) Markaz, 90 Cramer Street, Preston 3074, Melbourne (2) Sheikh Mo’taz El-Leissy, Melbourne. 61-3-94784515 (3) Markaz, 765 Wangee Road, Lakemba, Sydney. 61-2-97593898
(4) S. Hamid Latif, Lakemba Mosque, 63/65 Wangee Road, Lakemba 2195, Sydney. 61-2-759-3899, 61-3-470-2424 (5) Markaz, 427 William Street, Perth. (6) Abdul Wahab, Perth. 61-9-4596826
Austria : (1) A. Khaleque Qureshi, Masjid Belal, Diefenbachgasse 12/12, 1150 Wien. 43-1-9387615, 43-1-7366125
Azerbaijan : (1) S. Uzair M. Ali, Orzhenigidzebskoy, Noboy Gumarbel M3/2F.
Bahamas : (1) Jamaat ul Islam, P.O. Box 10711, Nassau.
Bahrain : (1) A Aziz Baluch, P.O. Box 335, Manama. 953-256-707
Bangladesh : (1) Maulana A Aziz, Kakrail Masjid, P.O. Ramna, Dhaka. 88-02-239-457
Barbados : (1) Maulana Yusuf Piprawala, Kensington New Road, Bridgetown. 1-809-426-8767
Belanda : (1) Moskee Arrahman (Markaz), Van Ostade str. 393-395, 1074 Amsterdam. (Tram no. 4 dari stasiun keret api) (Al-Kabiri) 31-20-764073
Belgia : (1) Masjid Noor, Rue Massaux 6, Gemeente Schaarbeek, 1030 Brussels. (Mostafa Nooni) 32-2-219-7847
Belize : (1) Masjid Van Slambrouck, Fortuin St. 6, B8400 Oostende
Bermuda : (1) Md Mosque, Basset Bldg Court, St. Ram, Hamilton
Biera : Omar Osman, P.O. Box 382, Biera. 23260
Bolivia : Biab Khalil, P.O. Box 216, La Paz. BX 5418 (teleks)
Brazil : A Aziz Alinani, Imam, Centro Islamica, Ax W-5 Norte, Brazil. 55-11-278-6789
Britain : (1) Markazi Mosque, South Street, Saville Town, Dewsbury. (Hafez M Patel) 44-924-460760, 44-924-46685? (faks) (2) East London Markazi Masjid, 9-11 Christian St, Off Commercial Road, London E1. (Zulfiqar) 44-71-4811294
Brunai Darussalam : Hj Jamili Hj Abbas, 647 Kg Lumapas. 673-8-810480, 673-2-337488. jamil@brunet.bn- Hj Mahadi, Bandar Sri Begawan. 332148
Bulgaria : (1) Mufti Basri Osman, Plovdiv. 359-2-233-109 Cad (2) Masjid-e-Noor, Share Namer, N O’Jamina. (Adam Yusuf Amin) Cecen (2) Dudaeb Shakmarze, Ul. Khakalskaya 90/2/42, Grozni.
Chili (3) Taufiq Rumie, Edwardo Castillo Valesco 1160, Nunoa, Santiago. 56-2-496-081, 56-2-294-182
China : (1) Hilal D. C. Guangyun, V. C., Stand Comm, East Dist. Peoples Congress, Dagastan
(2) Habibullah, Sk Mohuddin, village Gubdan, Lewanshowski.
Denmark : (1) Shehzad Ahmad, Makki Masjid, Brikegade 4 KLD, N Kobenhavn (Copenhagen). 45-43-(35)-361-513 (2) Centre Mosque, Morbaerhaven Block 18 c/4, 2060 Albertslund. 02-454368
Dubai : (1) Shaikh Hamdan, Masjid al Kasis, Al Kasis No. 3, dekat Umm Kulsum Che..
Eire : (1) Masjid, 7 Harringto Street, Dublin (2) Dublin Islamic Centre, 163, South Circular Road, Dublin 8. (3) Md Shigara, 21, Wolseley Street, Dublin 3. 353-1-540-027
Ethopia : (1) M. M. Kechia, Abu Bakr Masjid, Kwas Maida, Addis Ababa. 251-1-130-208, 135-823 (Ibrahim Sufra)
Feringgi : (1) Abu Bakar Sulil, Masjid Odiveas, Rua Thomas de Anunciacao 30 R/C Esq, Odiveas 2675, Lisboa
Fiji : (1) Noor Ali, Raki Raki Jama Masjid, P.O Box 15, Raki Raki, Fiji. 679-24440, 679-94002
Filiphina : (1) Masjid Abu Bakar, Marawi City, Lanao del Sur, Mindanao.
Finlandia : (1) Omar Nizamuddin, Puutarhankatu 18A, Helsinki. 358-21-513-572 (2) Masjid, Fredrinkatu 33B, 00120 Helsinki 12. 358-0-643-579, 358-0-149-6395 (3) Masjid, Abrahaminkatu
Gambia : (1) Abdul Wadood, Arabic Madrassa, Serekunda
Ghana : (1) T. Osang, P.O. Box 170A, Rock of Islam Mosque, Labadi, Accra. 233-21-663-443, 665-060
Guinea : (1) Md Boye, P.O. Box 12294, Barry, Conakary
Guinea Bissau : (1) Abayu Bayo, Jamia Kabir, Bissau.
Guyana : (1) Azim Khan, 35, Kraig Village, East Bank, Demerara. 592-(02)-62269 (Georgetown)
Hongkong : (1) Masjid Ammar, 40-01 Kwon Road, Wanch.. 5-892-0720 (Md Qadeem, Zafar 852-3-5-239-975)
Hunggaria : (1) A. Hafez, Flat 9, 84 Linen Kurt, Budapest. 36-1-833-905, 36-1-276-0482 (Babikir), (2) Dr Izzedin, Estergomiut 56/VII/26, (3) 1138 Budapest – Ibrahim, Fortuna (hotel murah), Szolgaltaro GMk, 1073 BP, Akacf
India : (1) Banglawali Masjid, 168 W. Nizamuddin, Basti Nizamuddin, New Delhi. 91-11-494-7137 (faks: Farooq), 617-142 (..)
Indonesia : (1) Masjid Jamek, 83 Jalan Hayam Waruk, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. (Ahmad Zulfikar) 62-21-821-236, 639-5585, 682-378 (2) Masjid Istiqlal, Jalan Yos Sudarso, Dumai, Sumatra Barat
Iran : (1) Al Amir A Roaf, Masjid e Tauhidi, Zahedan
Iraq : (1) Sk Kazim, Montaga Buhimania Al Karich, Share Mar’uf, Baghdad
Italia : (1) El Amrani, 3231 Via Vanzetti No. 3, Cita di Sudi (Cascino Rosa), Milano. 39-10-952-20?, 39-6-802-258 (2) Masjid, Via Bertoloni 22/24, Roma, (3) Masjid,Via Berthollet 24, Torino, (4) Masjid, Via de Groce 3 (Tingkat 4), Trieste
Jabaltariq : Masjid Cesemate Sq., Main Street, Gibraltar. 350-73058
Jamaika : (1) Naeem A. Muta’ali, Muslim Community, 54 Wildman Street, Kingston. 1-809-9283516 (Akbar), 9286789 (Naeem), (2) Islamic Center of Jamaica, 134 1/2 King Street, Kingston
Japan :
(1) Markaz Islaho Tarbiyat (Ichnowari), 1-1-6 Bingonishi, Kasukabe-Shi, Saitama-Ken, Tokyo 334
(2) Ibrahim Ken Okubo, Room 105, Bingo Higashi 1-22-20, Kasukabe Shi, Saitama Ken, Tokyo 344. 0487-36-2767 (tel) 04-8738-0699 (faks)
(3) Syed Sohel 04-8736-2767
(4) Masjid Darus Salam, 772, Oaza Sakai, Sakai Machi, Sawa-gun, Gunma Ken. Hafiz Afzal 030-146-1419
(5) Masjid Shin Anjo (Nagoya), Bangunan Kamimoto, Tingkat Satu, 1-11-15, Imaike-cho, Anji-Shi,Aichi Ken Najimuddin 030-56-32101. Nufail 030-56-50432, 056-698-9408
(6) Masjid Takwa (Chiba), Sanbu-Machi, Sanbu-Gun, Ametsubo 65-12, Chiba Ken (dekat stesen JR Hyuga).Lokman 043-444-5464, 030-067-9223. Shamin 010-404-4748
(7) Makki Mosque (Narimasu, Tokyo), stesen Narimasu (Tobu line).
Asraf 010-609-2479
(8) Markaz Hon-Atsugi (Kanagawa). 0462-27-5936
(9) Islamic Center, 1-16-11 Ohara Setagayu ku, Tokyo 156. 03-7870916, 4606169
(10 Islamic Center, C Hoko Mansion 4-33-10 Kitazawa, Setagaya ku, Tokyo 156
(11) Nerima K. K. Mati, 1-30-17 Kopsaki 205, Tokyo. 81-3-450-6820, 81-3-553-7665 (Ismail), faks 81-3-458-3967
(12) A. Aziz Mecavale, 175 Kumitashi Cho, Tokyo. (d/a Akarim Seth)
Jerman
(1) Md. Nawaz, Masjid, Muenchener str. 21, Frankfurt. (06175)1673, (0221)550..
(2) Md. Nawaz, Berliner str. 31, 6374 Steinbach. (06171) 75360
(3) Barbaros Gamii (masjid), Kyffhavser str. 26 (dekat Barbarossa Platz), 5 Koeln 1 (Cologne). (Husseinbeg Firat 467477, Zia) 0211-213870
(4) Masjid, Lindower str. 18-19, 1000 Berlin 65. (030) 4617026
(5) Masjid, Landwehr str. 25, Muenchen (Munich). (dekat stesen keretapi)
(6) Masjid, Steindamm, Hamburg. (dekat stesen keretapi)
(8) Masjid, Haupsletter str. 715, Stuttgart. 0711-6406775
Jibouti
(9) Salem Ahmad, Deeday Masjid, P.O. Box 730, Djibouti. 253-762-189, 5818 FIANEA (teleks)
Jordan
(10) Md Mustafa Al Wafai, Masjid Madeenat al Hujjaj, Mukhayam Het.. 962-6-774-257
Kamerun
(11) Osmany c/o Alhaj Md, P.O. Box 19, Marwah.237-291-5
Kanada
(12) Medina Masjid, 1015 Danforth Ave., Toronto. (Ismail Patel / Anjum Mohammad)1-416-465-7833
Kazakhstan
(13) Baba Khanov, Muslim Religious Board of Central Asia, Alma Ata
Kenya : (1) A. Shakoor, Londi Mosque, sebelah balai polis Kamakunsi, Nairobi. 254-2-764-224, 254-2-340-965
Kibris : (1) Ahmet Cetkin, Harika Camii, Palamud Sok No. 11, Asa Marao.
Korea Selatan : (1) Imam Qamaruddin, Masjid Annur, GPO Box 10896, Seoul. 82-2-556-
Kosta Rika : (1) Mostafa Md Imam, Centro Islamico, Dasamprados Casa 7-16, San Jose. 506-272-878
Kuwait : (1) A Rashid Haroon, Subhan Markaz, Al Mantiga Sinaere, Kuwait.
Laos : (1) Maulana Qamaruddin Noori, Masjid India, P.O Box 617, Vientianne. 3776
Liberia : (1) S M Azmat Subzwari, Randall Street Mosque, Monrovia. 231-225-0..
Lubhan : (1) A Hasib Sar Hal, Imam Ali ut Tariq Jadidah, dekat Madrasah Farooq, Beirut.
Libya : (1) Mustafa Kuraitty, Jame al Badri, Bab bib Ghasher, Tripoli. 218-61-72138
Luxemburg : (1) Islamic Centre, Route Darlon 2, Mamar. (S. B. Khan Afridi) 352-311-695..
Madagaskar : (1) Yakub Patel, P.O.Box 101, Tamatave. 261-5-33202
Maghribi : (1) Alhaj Ali, Masjid en Noor, Hayya Araha 61, Darul Baida, Casablanca. 212-366-483..
Malaysia : (1) Masjid Jamek Sri Petaling, Bandar Baru Sri Petaling, Kuala Lumpur. 60-3-9580515. 60-3-7595063 (Madrasah Miftahul Ulum). 60-3-7586134 (faks: Hj Khalid), (2) Abdul Wahid, Kota Kinabalu. 088-232994 (r), 088-225081 (o).
Maldiva : (1) Ibrahim Hassan, G. Aabin, Male Island
Mali : (1) Ismail, Markaz Haidara, P.O. Box 1551, Bamako. 223-22-22
Malta : (1) Md El Sadi, Islamic Centre, Corradino Road, P.O. Box 11, Paola, Malta. 356-772-163
Mauritania : (1) Daud Ahmad, Masjid Shurfa, P.O. Box 14, Nouakchott.
Mauritius : (1) Masjid Nur, Gora Issac St., Port Louis. 230-2424904 (2) Mir AM Soorma, Shaukat Islam Mosque, P.O.Box 328, Port Louis. 230-26
Meksiko : (1) Mir Y Ali, Norte 40A, No. 3612A, Col 7 de Noviembre, Mexico DF.. 537-1138
Mesir : (1) Masjid Anas bin Malik, Madinatul Muhaddithin, Share Iraqu Giza, Cairo. 20-2-702-804, 20-2-348-6185
Mozambik : (1) Md Rafiq Ahmad, Av Dazambia 305, I C Flat 4, Maputo. 258-2378..
Myanmar : (1) B. A. Ground Mosque, dekat stesen keretapi Rangoon. 95-1-74436, 3100 (Bhay)
New Zealand : (1) Abdul Samad Bhikoo, Auckland Mosque, 17 Vermont Street, Ponsonby, Auckland. 64-9-3764437 (2) Masjid AnNur, Christchurch. 64-3-3483930 (3) Ishan Othman, Dunedin. 64-3-4767121
Niger : (1) Yahya Sa’ati, Sooq al Kabir, dekat Mohatta Sayarat, Niamey.
Nigeria : (1) Hamza Oshodi, Central Mosque, 37 Church Road, Saban Gari, Kano. 47-2-9883
Norwegia (2) K. M. Riaz, Bilal Masjid, Tordenskjolds Gt. 86, 3044 Drammen. 47-2-9883-.. (3) Islamic Centre, Nosdahlbruns Gt. 22, Oslo 1.
Oman : (1) Masud Harthi, Jame Khalid ibni Walid, Assib, Muscat. 92-21-415
Pakistan : (1) AlHaj A. Wahab, Madrassa Arabia, Raiwind, Lahore. 92-21-415.., 92-21-216..(faks) (2) Makki Masjid, Garden Road, Karachi
Panama : (1) A F Bhikoo, Jama Masjid, 3rd Street & Mexico Avenue, Panama City. 517-256-44
Pantai Gading : (1) Md Amin (Jallo), Masjid Ahlesunnah, P.O. Box 110, Danane. -(225)-635-320 (Boike town)
Perancis : (1) Sh. Yunus Tlili, Masjid Rahman, Ave. Paul Vaillent Couturier 52, 93200 St Denis. 33-1-48.23.78.89, 48.26.78.78, (2) Markaz Marseille, Rue Malaval 24, 13002 Marseille. 91908047
Peru : (1) Naguib Atala, Casilla 3134, Lima. 51-14-294-620
Polandia : (1) Yakub, ul. Piastowska 77, Bialistok (2) Masjid, ul. Abrama 17A, Gdansk (3) Boguslaw Zagorski, ul. Rozlogi 6 Apt. 51, Warszawa (Warsaw)
Puorto Riko : (1) Arab Cultural Club, Km 5, KMO 65th Inf Ave, Rio Piepras, PR0092.
Qatar : (1) Abdullah Ahmad, Masjid Mantaya Sanaiya, P.O.Box 40621, Doha
Reunion : (1) Yusuf Lockati, Masjid Nurul Islam, 97400 St Denis. 262-200
Rumania : (1) Masjid, Ovidiu Square, Constanta
Rusia : (1) Masjid, Prospect Mira (dekat Olympic Station), Moscow. 281-4904 (2) Sayyid Akhtar, Moscow. sar_bob@hotmail.com
Rwanda : (1) A Majid Suleman, Medina Masjid, Kegali. 250-7536
Senegal : (1) Sk Ahmad, Masjid Al Noor, P.O. Box 1955, Colobane, Dakar. 221-223-262
Sierra Leon : (1) Hassan Taravaly, 4 Rush Street, Circular Road, Freetown.
Singapura : (1) Masjid Angulia, Serangoon Road. 02-2971624 (2) Hj Jufri, Block 210 #07-91, Tapines Street 23. 02-7832358 Hj Hassan 02-4442312. Najmuddin 02-2914742 Abdul Karim 02-4439294
Somalia : (1) S Sheraff, Masjid e Dawat, Magaiscia. 252-1-81963
Spanyol : (1) Musa Taha, Mezquita Ataqua, Calle Correo Viejo – 4, Albaicine, Granada. 34-58-255-611
Sri Langka : (1) Tablighi Markaz, 150 Lukmanjee Sq, Grandpass Rd, Colombo. (Md Lebbe Master) 94-1-25910
Sudan : (1) Dr D H Khalili, Masjid Hamddab, Ash Shaharah, Khartoum. 249-11-222428
Suriname : (1) Mufti B Piprawala, Masjid Taedul Islam, Mutton Shop 10B, Paramaribo. 597-81394
Swisland : (1) Md Hassan, P.O. Box 201, Maikerns. 83327
Swedia : (1) Markaz, Tarsgatan 91, Stockholm. 46-8-334-490 (A Raof), 46-8-750-8511 (S Zaidi), (2) Dr M Piar Ali, Tarsgatan 45B, Stockholm, (3) Tonsbergsgatan 4, 3TR, 16434 Kista. 46-8-719-3215 (P Ali), (4) Masjid, Gamlagatan, Uppsala. 46-18-21998281
Siria : (1) A M M Hosni, Razaqul-Jin-Sary, Zaid b Sabit, Merchant Modaiya, Damascus.
Syarjah : (1) Ali Bhai Patel, Al Futiaim Motors, P.O. Box 5819. 971-6-548-629
Tadjikistan : (1) A Rahim Mostafa, Masjid Shah Mansoor, ul. Wasfe, Dushanbe.
Taiwan : (1) Chinese Muslim Association, 62 H’sin Shen South Rd, Sec 2, Taipeh. 886-2-522-4473 (2) Nurrdin Hsueh Wen Ching, P.O. Box 1430, Kaohsiung. 886-7-7498749, 886-7-5215771
Tanzania : (1) Sayed Mohsin, Medina Masjid, P.O. Box 5050, Dar es Salam. 255-61-26455
Thailand : (1) Hanif A. Shakur, Masjid Aslam, Bangkaoli, Bangkok. 662-235-3956.. (2) Markaz, Minburi. (30 km dari pusat Bangkok) (3) Markaz, Yala.
Togo : (1) Imam Ratib, Sk Al Hassan, Grand Mosque, Zongo, Lome.
Trinidad : (1) Raziff Ghany, Monroe Road Masjid, Monroe Road, Cunupia. 809-650-1985
Tunisia : (1) Mestaoui Habib, 28 Rue Ibn Khaldoun, Ben Arous, Tunis. 216-1-380-843
Turki : (1) Umar Vanlioglu, Mescidi Salam, Sultan Ciftligi, Habibler Koyu, Istanbul. 90-1-3854053, 90-1-5951773, 90-1-5054619 (faks: C. Korkut)
Turkmenistan : (1) Uraz Murod, Uraz Md, Haji Noor, Masjid, Ashkabad.
Uganda : (1) Omar Mazinga, Masjid Nur, William St., P.O. Box 2046, Kampala. 256-41-246-63..
Uzbekistan : (1) Murad, Madrassa Mir e Arab, Bukhara. 42170 (2) Imam Mustafa Khul, Samarkand, 353268 (3) Ziauddin, Idara Diniyat, Tashkent. 351307
Venezuela : (1) Farooq A Rahman, Islamic Center, Calle-9, Urb La Paz, El Paraiso, Caracaz. 58-2-498322?
Vietnam : (1) M. Zakaria, Mutawalli Mosque, 66 Tnilap Thanh, Saigon. (2) Masjid Annur, 12 Hang Luoc street, Hang Ma ward, Hoan Kian precinct, Hanoi. (3) Ustaz Muhsin, Madrasah Arabiah, 25A Lang Ha street, Hanoi.
Yaman : (1) Hamood Faki, Masjid As-Sawad, Al Habbah Annagal St, Al Harabi, Sana’a. 967-2-227-246
Yugoslavia : (1) Jusufspabic Md., Jevremova 11, 11000 Belgrade. 38-11-642-043, 622-654
Yunani : (1) Greece Markazi Masjid Rassos, 9 Galaxia Strape (dekat Kosmos), 117/45 Athens. (2) Munir Mahmud, G. Papandreau 87, Goudi, Athens. 30-1-775-8155, 30-531-24863 (Hussein Mostafa)
Zaire : (1) Ahmad Nomani, P.O. Box 510191, Chipata. 260-62-21161 (2) Ahmad Karodia, Md Ravat, P.O. Box 30324, Lusaka. 260-1-212-023
Zimbabwe : (1) Y. Hussain, Ridgeview Masjid, Boeing Road, Ridgeview. 263-4-292..
Nb: Penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila belum semua markaz dapat tercantum disini, serta apabila terdapat kesalahan pada alamat-alamat markas yang ada.
Demi kemajuan umat, kritik dan saran senantiasa diharapkan oleh penulis dengan adanya artikel ini.
Posted by tablighfanatik pada Oktober 14, 2010
Berikut diseneraikan dibawah ini rumusan karguzari jemaah masturat 3 Hari yang ana hadhir baru-baru ini. Senerai ini adalah panduan dan usul utk pembaca telitikan.
1.Cuba utk keluar selama 72 jam. Keluar 3 hari ini sudah dimasukkan dlm nisab keluar 3 hari setiap bulan. Masturat kita mesti dikeluarkan setiap 3 bulan sekali. Maknanya jika kita keluar masturat bulan januari, next keluar masturat adalah bulan April. Begitulah seterusnya.
2.Maksimal 7 pasang satu jemaah.
3.Tak boleh bawa anak lelaki.
4.Hanya 2 org anak perempuan dibenarkan bawa. Itupun 12 tahun keatas. Tak boleh bawa anak kecil.
5.Pakai purdah lengkap dgn sarung tangan. Kalau tak der, tidak dibenarkan keluar. Dialu-alukan keluar lain kali mengikut syarat ini. Pakaian hendaklah berwarna kelam atau gelap. Selain hitam (terbaik) boleh kalau biru gelap,atau hijau gelap.Jangan pakai nipis dan berwarna terang, dikuatiri menampakkan bentuk tubuh-badan.
6.Jangan bawa barangkemas dan perhiasan yang tak perlu. Macam masuk dlm kubor, emas semua tinggal. Hingga gigi ada emas pun kena cabut. Bawa prinsip ini.
7.Sebelum hantar masturat-masturat masuk dlm rumah yg diputuskan, Amirsab dan beberapa ahli jemaah perlu lihat keadaan rumah, luar dan dalam walau pun rumah tu sudah 100 kali terima jemaah. Lihat bilek, ruang-tamu, tempat wuduk, tabir (2 lapis), dapur , tandas dll. Sekiranya ada pembetulan tegur dgn penuh hikmah. Bawa org baru utk lihat juga bagi tujuaan belajar.
8.Untuk tabir pemisah antara lelaki dan wanita, ianya haruslah 2 lapis dengan dua tali yang berasingan. Sekiranya satu tercabut maka satu lagi akan ada. Kalau tiada, beritau tuan rumah supaya betulkan atau minta izin jika kita hendak betulkan. Jangan paku sebarangan dinding rumah itu, takut pecah-hati dia.
9.Masa mulakat dan dakwah tekankan supaya masturat banyakkan buat dakwah. Tanya mereka berapa org dah dakwah hari ini. Dakwah kpd taklim dll.
10.Salah satu program muzakarah yang ditekankan ialah “bagaimana menghidupkan taklim rumah?”
11.Hari ke-3 tak sempurna keluar kalau tangguh lepas asar. Takcukup 72 jam. Paling kurang lepas isyak. Cuba habiskan semua amalan.
12.Buat Wupsi sebelum hari gelap/sebelum maghrib. Tak digalakkan buat bayan malam hari, takut fitnah dan tak sesuai org kampung lihat. Lagi pula org alim cakap malam hari nafsu naik, tak sesuai buat program bersama lelakitapi sesama mereka boleh.
13.Masa mulakat hanya waktu siang , takbenarkan malam hari kecuali darurat. Masa mulakat ini cuba tanya kesediaan ahlia utk ambil apa-apa tanggung-jawab dlm program. Jgn putus sendiri takut dia tak sedia.
14.Banyakkan program muzakarah sesama mereka kerana dgn ini mereka akan buat dakwah. Kalau bayan mereka hanya dengar saja, Boleh buat muzakarah kalau org tak ramai. Kalau ramai buat bayan.
15.Dlm taghrib/bayan, cuba tasykil org tempatan utk sediakan rumah masturat kerana sekaran jemaah banyak tapi rumah kurang utk dijadikan route.
16.Digalakkan tinggalkan/switch off handphone.
17.Halqah Quran- Buat kumpulan 3/4 org dan diketuai oleh orang yang pandai membetulkan. Waktu istimai’ amal , hanya buat bayan saja. Biasanya lepas asar. Waktu pagi atau bila org tempatan tak ramai maka boleh buat halqah ini. Ini bertujuan utk tidak memalukan org yg tidak pandai atau baru-baru berjinak dengan agama.
18.Taklim yang sempurna semasa keluar adalah mengandungi ketiga-tiga perkara yakni Taklim kitabi, halqah quran dan muzakarah 6 perkara. Jangan pecah-pecahkan dia. Contohnya lepas fajar buat halqah quran saja. Waktu taklim pagi hanya taklim kitabi saja. Ini tidak betul. Walaupun fajar telah buat , pukul 10 pagi nanti kena buat juga baru dikira dlm package taklim.
19.Orang yang ingin nusrah penuh atau sebhg, perlu minta keizinan amir sab jemaah. Jangan minta dari tuan rumah saja. Amirsab kena bermesyuarat dgn penuh hikmah dgn tuan rumah dan ahli jemaah sekelian. Pertimbanagan perlu diberi sekiranya ahli keluarga tuan rumah ingin nusrah full. Terkadang yang menganggu konsentrasi program jemaah ini dtg dari org yang nusrah. Ahli jemaah diputuskan ikut usal, yakni tak boleh bawa anak dll, tetapi org yg dtg nusrah kemudiannya membawa 1 batallion anak-anak mereka duduk dan mengganggu program. Ini menimbulkan ketidak-puasan hati ahli jemaah yg keluar kerana mereka tlh korbankan hajat mereka utk bersama anak-anak yg masih kecil tetapi masih lagi diganggu.
20. 3 hari keluar , 3 hari ghast jgn miss. Putuskan 1 jemaah utk buat ghast berhampiran rumah masturat utk maklumkan pada jiran-jiran.
Posted by tablighfanatik pada September 23, 2010
Oleh : Abu Salma al-Atsari

SEJARAH SINGKAT
Jama’ah Tabligh didirikan oleh Syaikh Maulana Ilyas bin Syaikh Muhammad Ismail Al-Kandahlawi Al-Hanafi –Rahimahullah- di benua hindia, tepatnya di kota Sahar Nufur. Beliau dilahirkan tahun 1303 H. di lingkungan keluarga yang mengikuti thariqat Al-Jitsytiyyah ash-Shufiyyah. Beliau orang yang hafidz (hafal Qur’an) dan menimba ilmu di Madrasah Diyuband setelah diba’iat oleh guru besar Thariqat, Syaikh Rasyid Ahmad Al-Katskuhi.
Pusat perkembangan jama’ah tabligh ada di India, tepatnya perkampungan Nidzammudin, Delhi. Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikeliliingi oleh 4 kuburan wali. Mereka terkesan sangat mengagungkan masjid tersebut dan menganggap suci masjid yang ada kuburannya tersebut. Da’wah jama’ah tabligh menyebar hingga ke Pakistan, Bangladesh dan negara-negara asia timur dan menyebar hingga ke seluruh dunia. Tujuan dakwah mereka adalah membina ummat islam dengan konsep khuruj/jaulah[1] yang lebih menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak, ibadah-ibadah tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar[2].
AQIDAH MEREKA
Jama’ah tabligh bermanhaj shufi dalam masalah aqidah. Tasawwuf sangatlah mendominasi anggota-anggota jama’ah dimana mereka sangat bersemangat dalam ibadah, dan dzikir, melatih diri dengan sedikit makan dan minum, tidur dan berbicara. Mereka juga mencurahkan perhatian besar terhadap mimpi dan takwilnya. Aqidah mereka menurut pandangan ahlus sunnah wal jama’ah adalah rusak dan khatir, sesat dan menyesatkan. Aqidah jama’ah tabligh tercampur baur dengan syirik, khurafat, bid’ah, wihdatul wujud dan hulul [3].Mereka berkeyakinan akan adanya mukasyafah [4], wali-wali aqhtab [5], dan mereka membenarkan ucapan-ucapan syatahat [6]. Mereka juga menghidupkan dan mengajarkan bid’ah-bid’ah syirkiyyat seperti tabaruk [7], tawassul terhadap makhluk, terhadap kuburan-kuburan nabi dan wali, dan kesyirikan-kesyirikan yang nyata lainnya. Mereka juga menghidupkan bid’ah-bid’ah mawalid dengan membaca qashidah burdah yang penuh dengan kesyirikan dan kebid’ahan.[8]
KHURUJ METODE DAKWAH BID’AH
Mereka begitu mencintai metode dakwah mereka yang mereka nama khuruj ini, bahkan seolah-olah khuruj ini termasuk dalam bagian tak terpisahkan dari syariat islam yang murni dan suci ini. Mereka telah mengotori manhaj dakwah nabi dengan memasukkan apa-apa yang bukan dari-nya. Mereka begitu mengagung-agungkan metode ini, sampai-sampai jika ada diantara jama’ah yang disuruh memilih antara khuruj dan haji, maka mereka lebih memilih dan menyatakan keutamaan khuruj, sembari menyatakan, jika kita berhaji maka pahalanya dan kebaikannya adalah untuk kita sendiri, namun jika kita melaksanakan khuruj maka pahala dan kebaikannya selain untuk kita, juga untuk manusia lainnya. Bahkan mereka lebih memuliakan khuruj dibandingkan jihad fi sabilillah, sebab menurut mereka khuruj itulah jihad fi sabilillah. Mereka berdalil tentang disyariatkannya khuruj ini dengan mimpi pendiri jama’ah tabligh ini, yakni Maulana Ilyas Al-Kandahlawi, yang bermimpi tentang tafsir Al-Qur’an Surat Ali Imran 110 yang berbunyi : “Kuntum khoiru ummatin UKHRIJAT linnasi …” mereka menafsirkan kata ukhrijat dengan makna keluar untuk mengadakan perjalanan (siyahah). Sungguh penafsiran yang bathil yang menyelisihi hampir seluruh kitab tafsir ulama’ salaf dan khalaf.Mereka pun ketika khuruj dan berdakwah kepada ummat tanpa disertai ilmu dan bashirah (hujjah yang nyata dan jelas). Mereka mengajak kaum muslimin untuk menegakkan sholat namun mereka tidak mau membahas permasalahan sholat secara mendalam beserta hujjah dan dalilnya sehingga mereka tidak tahu bagiamana sifat sholat rasulullah yang benar itu. Mereka mengajak untuk mencontoh kepada rasulullah sedangkan mereka tidak mengetahui sunnah-sunnah dan hadits rasulullah, mereka tidak peduli entah yang mereka gunakan itu hadits dhaif atau maudhu’, yang penting hadits…!!!Mereka telah menetapkan sesuatu syariat yang seharusnya menjadi hak Allah dan rasul-Nya, mereka mengkhususkan bilangan jumlah hari dalam dakwah (baca : khuruj) secara tertentu tanpa ada keterangannya dari rasulullah, mereka menentukan bilangan hari dalam khuruj dengan bilangan yang tidak ada dasarnya sama sekali dari sunnah. Mereka menentukan bilangan hari khuruj selama 6 bulan, 3 bulan, 40 hari, 20 hari, 7 hari lalu seminggu. Suatu pengkhususan yang tidak berdasar dalam manhaj da’wah rasulullah.
Mereka begitu terdorong dan bersemangat mengikuti hadits rasulullah yang menyatakan : “Balligu ‘anni walau aayah…” (Sampaikan dariku walau satu ayat…) namun mereka melupakan kata ‘annii (dari-ku, yakni dari rasulullah), yang seharusnya mereka menyampaikan ayat yang telah benar-benar nyata dari rasulullah. Mereka juga lupa akan ayat Allah yang berbunyi : “Katakanlah (wahai Muhammad): Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajakmu kepada Allah atas bashiroh (hujjah yang nyata)” (QS. Yusuf 108). Yang seharusnya mereka menyeru kepada islam di atas hujjah yang nyata…!!!
Khuruj yang dilakukan jama’ah Tabligh yang mereka tentukan jumlah harinya pada hakikatnya tidak pernah menjadi amalan generasi para salaf dan khalaf. Yang mengherankan adalah mereka keluar untuk tabligh (menyampaikan islam) namun mereka mengakui bahwa mereka tidak layak untuk tabligh dan bukan ahlinya. Tabligh seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kapabilitas keilmuan yang mumpuni seperti yang dilakukan oleh rasulullah ketika mengutus delegasinya yang terdiri dari sahabat alim yang mengajarkan islam kepada ummatnya, seperti beliau mengutus Ali bin Abi Thalib, Mu’adz bin Jabal, dan selainnya seorang diri, tidak pernah beliau mengutus serombongan sahabat lain untuk menyertai individu-individu utusan rasul tersebut.
Karena itu kami menasehati jama’ah tabligh untuk lebih memperdalam ilmu dien ini. Mengenai ucapan mereka -Jama’ah Tabligh- yang menyatakan : “lihatlah para sahabat… mereka berasal dari mekkah, berasal dari medinnah… namun kuburan-kuburan mereka tersebar, ada yang dikuburkan di negeri Bukhara, di negeri samarkhand, di negeri Andalusia…” maka sungguh mereka salah meletakkan ucapan mereka yang mengqiyaskan apa yang dilakukan oleh para sahabat itu sebagai khuruj ala tablighi. Namun adalah mereka, para sahabat –Ridhwanullah ‘alaihim ajma’in- mereka keluar adalah dalam rangka jihad fi sabilillah.
KEANEHAN-KEANEHAN KITAB TABLIGHI NISHAB/ FADHAILUL ‘AMAL
Sungguh, mereka benar-benar telah menjadikan 2 kitab tulisan tokoh mereka yakni Tablighi Nishab[9] yang ditulis oleh Maulana Zakaria al-Kandahlawy dan Hayatus-Shahabah yang ditulis oleh Maulana Yusuf al-Kandahlawy, sebagaimana 2 kitab syaikhani[10], padahal 2 kitab yang mereka jadikan rujukan utama, yang senantiasa mereka baca di setiap waktu, yang mereka cintai, yang selalu mereka bawa kemana-mana, adalah kitab yang sesat lagi menyesatkan, di dalamnya tercampur antara hadits shahih dengan hadits dhaif, maudhu’, dan laa ashla lahu, di dalamnya terkumpul bid’ah, syirik, khurafat, dongeng, mitos, dan kesesatan lainnya[11]. Namun, begitu taqlidnya mereka, begitu husnudh-dhonnya mereka, sehingga mereka biarkan kesesatan itu tetap ada di dalam kitab mereka, mereka tidak ridha dan rela kitab mereka dibersihkan dari kesesatan ini, mereka tetap menginginkan kitab itu seperti apa adanya sebagaimana ditulis oleh penulisnya, dan mereka tidak sadar bahwa penulis kedua kitab itu tidak ma’shum, namun mereka tetap tidak mengindahkannya, dan mereka menganggap seolah-olah penulis dua kitab itu bagaikan wali yang ma’shum. –Semoga Allah memberikan hidayah kepada mereka-Sungguh, telah banyak para ulama’ pencinta kebenaran yang mengkoreksi kitab-kitab semacam ini, yang berusaha membuang dan membersihkan agama ini dari kotoran-kotoran, yang berusaha memelihara kemurnian agama ini, yang berusaha memerangi para ahli bid’ah dan kebid’ahannya. Namun, usaha mereka itu tidaklah mendapatkan tempat bagi orang-orang yang cinta akan kesesatan dan kebid’ahan. Diantara kesesatan kitab itu adalah :
TABLIGHI NISHAB MENCAMPUR HADITS-HADITS MAUDHU’ DAN DHAIF
1. Dalam Fadha’iludz Dzikir, hal. 96 Diriwayatkan dari Umar, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Manakala nabi Adam ‘alahi salam melakukan perbuatan dosa, ia mengetengadahkan kepala ke langit seraya berkata : ‘Ya Rabb, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan Muhammad, ampunilah dosaku.’ Maka Allah menurunkan wahyu dari ‘arsy. Lalu Adam berkata : ‘Maha suci nama-Mu, tatkala Kau menciptaku, aku mengetengadahkan kepalaku ke arah arsy, ternyata tertulis padanya, Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Maka aku mengetahui bahwa tak seorangpun yang lebih mulia martabatnya di sisi-Mu daripada orang yang telah engkau jadikan beriringan dengan nama-Mu.’ Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘wahai Adam, sesunggunya Muhammad itu nabi terakhir dan termasuk anak cucumu, seandainya Muhammad tidak diciptakan maka Aku tidak menciptamu.” (Tablighi Nishab, bab Fadhailudz Dzikir, hal 96.)Keterangan : Hadits di atas adalah hadits Maudhu’ dalam Al-Maudhu’at Al-Kabir. Perawi-perawi dalam hadits di atas majhul (tidak dikenal).
2. Dalam Fadha’iludz Dzikir, hal. 109-110
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, bersabda Rasulullah : ‘Barangsiapa menziarahi kuburanku, maka wajib atasnya syafatku.’ (Tablighi Nishab, Bab Fadha’iludz Dzikir, hal. 109-110)
Keterangan : Hadits di atas hadits Maudhu’, lihat Dhaiful Jami’ no 5618.
3. Dalam Fadha’ilul Haj, hal. 101
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang menziarahiku setelah wafat maka ia laksana menziarahiku sewaktu aku hidup.” Berkata penulis : Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Daruquthni dan Baihaqi. Baihaqi menyatakan Hadits ini Dhaif dalam Al Ittihaf. Berdasarkan riwayat Imam Baihaqi dalam Al-Misyqat disebutkan, “Siapa yang melakukan haji dan menziarahi kuburanku, maka ia seperti menziarahiku sewaktu aku hidup.” Berkata penulis : Al-Muwaffiq dalam Al-Mughni menjadikan hadits ini sebagai dalil terhadap keutamaan ziarah ke makam nabi. (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilul Haj, hal 101)
Keterangan : Hadits di atas Maudhu’ dalam Dha’iful Jami’ no 5563
Inilah sekelumit di antara kandungan hadits-hadits Maudhu’ dalam Tablighi Nishab, yang masih sangat banyak lagi di dalamnya yang harus dibersihkan dan dibuang jauh-jauh, karena Rasulullah bersabda dalam haditsnya yang Mutawattir : “Barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja maka persiapkan duduknya di atas neraka”, termasuk berdusta atas nama nabi yakni menyampaikan kepada ummat apa-apa yang bukan dari beliau namun disandarkan terhadap beliau, masuk di dalamnya menyampaikan atau menggunakan hadits maudhu’, dan telah sepakat ummat ini bahwa hadits maudhu’ tidak dapat dijadikan hujjah atau dalil.
TABLIGHI NISHAB BERISI KHURAFAT, HIKAYAT DAN DONGENG.
Muhammad Zakaria al-Kandahlawy –semoga Allah mengampuninya- di dalam bukunya Tablighi Nishab merangkum khurafat, bid’ah, mitos dan hikayat-hikayat yang memekakkan telinga dan jauh dari kodrat dan tidak bisa dibenarkan akal sehat. Rujukan yang dipegangnya tak dapat dipercaya dan ia menukil dari pengarang yang tak mendapatkan legitimasi para ulama’. Diantara kisah-kisah tersebut adalah :
1. Dalam Fadhailul Haj, hal 137-138, akhir bab IX, hikayat ke-13 Dinukil dari As-Suyuthi dalam kitab Al-Hawi bahwa Sa’id Ahmad Ar-Rifa’I berziarah ke makam Nabi setelah haji pada tahun 555 H. Ia melagukan dua bait syair sebagai berikut :
Dalam hal yang jauh, ruhku kulepaskan….
Bumi menerima dariku, karena ia wakilku…
Inilah kerajaan khayalan yang aku hadiri…
Maka ulurkan tangan kananmu agar terengkuh oleh bibirku…
Lalu tangan nabi yang diberkahi keluar dari makamnya yang mulia dan Ar-Rifa’i pun mencium tangannya.
Penulis menambahkan dalam kitab Al-Bunyan Al-Masyid, “ada 90 ribu orang yang menyaksikan hal itu. Mereka adalah peziarah makam Nabi. Diantara peziara itu adalah Syaikh Abdul Qodir Jailani.”
(Tablighi Anishab, bab Fadhailul Haj, hal 137-138, akhir bab IX, hikayat 13)
2. Dalam Fadha’ilul Haj, hal 133
Syaikh Abu Khair Al-Aqtha’ berkata, “Aku merasa lapar karena selama 5 hari aku belum makan. Lalu aku berziarah dan ketiduran setelah aku membaca shalawat kepada Nabi di sisi makamnya. Aku bermimpi Nabi datang bersama Syaikhani dan Ali Radhiallahu ‘anhu. Kemudian beliau memberi aku sepotong roti. Aku makan roti itu setengahnya, ketika aku terbangun, aku melihat setengah roti sisanya masih ada di tanganku.” (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilul Haj, hal 133)
3. Dalam Fadahilul hajj, hal 141
Syaikh Syamsuddin, ketua Khadamul haram An-Nabawi berkata : “Satu jama’ah dari Aleppo menyuap gubernur Madinnah agar mereka dizinkan membongkar makam Syaikhani dan mengambil jasad keduanya. Maka ketika itu datanglah 40 orang laki-laki membawa cangkul pada malam harinya. Keempat puluh orang itu iba-tiba saja hilang di telan bumi. Setelah itu gubernur Madinah berkata, ‘Janganlah kau sebarkan hal ini, atau aku akan memenggal kepalamu.” (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilul Haj, hal 141)
4. Dalam Fadha’ilul Haj, hal 87)
Syaikh Zakaria berkata, “Dinukil dari beberapa Syaikh, bahwa seorang Syaikh yang tinggal di negeri Khurasan lebih dekat ke Ka’bah karena ia selalu bersentuhan dengan ka’bah dibandingkan orang-orang yang selalu berthawaf di ka’bah. Bahkan terkadang ka’bah datang mengunjunginya.” (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilul Haj, hal 87)
5. Dalam Fadhailush Shadaqah, hal. 588. dikisahkan : Syaikh Zakaria mengerjakan sholat sebanyak 1000 raka’at dengan berdiri. Apabila ia merasa lelah, maka ia sholat dengan duduk sebanyak 1000 raka’at. (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilush Shadaqah, hal 588)
6. Dalam Fadha’ilul Qur’an, hal. 15. Diceritakan : bahwa Ibnu Katib mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari sebanyak 8 kali.
7. Dalam Fadhailul Haj, hal. 218. Diceritakan : bahwa Nabi Khidr mengerjakan sholat shubuh di mekkah dan duduk di rukun syami sampai terbit matahari, kemudian sholat Dhuhur di Madinah, sholat ashar di Baitul Maqdis dan Sholat Maghrib dan Isya’ di Al-Iskandari.
8. Dalam Fadha’ilush Shadaqah hal. 588. Diceritakan : bahwa Abu Muhammad Al Jurairi melaksanaknan I’tikaf di Makkah selama setahun penuh, tidak tidur tidak pula bersandar di dinding atau tiang.
9. Dalam Fadhailul Hajj, hal 135
Seseorang bertanya kepada Nabi Khidir, “apakah kamu melihat seseorang yang lebih mulia daripada dirimu?” menjawab Nabi Khidir, “Pada suatu ketika aku berada di dalam masjid Muhammad (di madinah). Pada waktu itu Imam Abdurrazaq sedang mengajari jama’ah tentang hadits nabi, maka aku melihat seorang pemuda duduk sendiri di pojok masjid sambil meletakkan kepalanya di atas kedua lututnya. Aku bertanya padanya, ‘mengapa kau tidak mengikuti majlis Abdurrazaq dan mendengarkan hadits-hadits nabawi’, ia menjawab, ‘Di sana jama’ah mendengarkan pengajian dari Abdurrarzaq, namun di sini ada seorang sendirian mendengarkan pelajaran Abdurrazaq tanpa ada orang lain.’ Kemudian Nabi Khidr berkata, ‘Jika benar demikian maka katakanlah siapakah aku ini?’ Ia menjawab ‘Kamu adalah nabi Khidr’. Nabi Khidr berkata. ‘dengan demikian aku mengetahui bahwa ada sebagian wali Allah yang tidak aku ketahui dikarenakan ketinggian derajatnya.” (Tablighi Nishab, bab Fadha’ilul Hajj, hal 135)
Banyak lagi hikayat-hikayat lainnya di samping dongeng-dongeng di atas, yang mana di dalam buku ini banyak sekali berserakan di dalamnya mitos, kebatilan, khurafat dan bid’ah. Apakah gerangan yang diinginkan pengarang buku ini dengan memuat segala malapetaka ini? Bagiamana bisa Jama’ah Tabligh menerima sesuatu yang rasanya pahit ini? Bagiamanakah sikap ulama’ mereka terhadap bahaya sufistik ini? Apakah ada yang bisa menjawab? Hanya Allah lah tempat mengadu…!!!
PERNYATAAN ULAMA’-ULAMA’ SUNNAH TENTANG JAMA’AH TABLIGH·
Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Muhammad Nashrudin Al-Albani –Rahimahullah- dalam fatawa Al-Imarotiyah hal. 30 ketika ditanya tentang jama’ah tabligh, beliau memberikan jawaban : “Da’wah Jama’ah Tabligh adalah sufi masa kini (shufiyyah ashriyyah) yang tidak berpijak kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya…”
· Fatwa terakhir Samahatusy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim ‘alu Syaikh –Rahimahullah- : “Saya jelaskan bahwa jam’iyyah ini (jama’ah tabligh, peny.) adalah jam’iyah yang tidak kebaikan padanya. Sebab itu jam’iyah ini adalah bid’ah lagi sesat menyesatkan.” (fatawa Syaikh Ibrahim, hal. 405 tanggal 29/1/82 H)
· Fatwa terakhir Al-Allamah Samahatusy-Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baaz –Rahimahullah-, ketika beliau ditanya mengenai jama’ah tabligh, beliau menjawab : “…Jama’ah Tabligh dari India yang sudah dikenal ini terdapat khurafat, bid’ah dan syirik pada mereka…” (Fatwa terakhir Syaikh bin Bazz dikutip dari kaset Ta’qib Samahatusy-Syaikh Abdul Aziz bin Bazz ‘ala Nadwah.)
· Syaikh Hammud bin Abdullah At-Tuwaijiri –Rahimahullah- ketika ditanya tentang jama’ah tabligh, beliau menjawab secara terperinci dalam Al-Qoul Al-Baligh fi ar-Roddi ‘ala jama’atit tabligh yang intinya adalah : “Saya katakan bahwa jama’ah tabligh itu kelompok yang sesat lagi bid’ah. Mereka tidaklah mengikuti jalan yang telah ditempuh Rasulullah dan sahabatnya, juga para tabi’in. Akan tetapi mereka mengikuti metode shufiyyah yang bid’ah…”
· Syaikh Ali Hasan ketika ditanya mengenai kebaikan jama’ah tabligh karena banyaknya pemuda yang masuk islam melalui da’wah mereka, menjawab : “Perkataan itu benar namun kurang! Benar jama’ah tabligh menda’wahi banyak manusia dimana menghasilkan orang yang dahulunya berandalan sekarang bertaubat, tetapi sebagaimana pendapat ulama’, bahwasanya hidayah itu ada dua, yakni hidayah ‘ila thariq (ke jalan) dan hidayah fi thariq (di jalan). Ya.. memang jama’ah tabligh ini mendakwahi manusia ‘ila thariq, tapi mereka tidak berdakwah fi thariq. Bagaimana tidak !!! aqidah mereka saja hancur!!! Mereka mengatakan dalam kitab mereka yang masyhur tablighi nishab yang penuh dengan khurafat serta penyimpangan-penyimpangan…” (kaset muhadharah Syaikh Ali berjudul Manhaj as-Salaf).
· Fatawa Lajnah Al-fatawa fi idaratil Buhuts al-ilmiyyah wal ifta’ wad da’wah wal irsyad, menyatakan : “Jama’ah Tabligh sangat berlebihan dalam hal-hal negatif dan generalisasi terhadap suatu masalah. Jama’ah tabligh tidak jelas mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dalam berdakwah sampai dengan perincian prinsip-prinsip syariat islam dan cabang-cabang hukumnya…” (dinukil oleh Ust. Falih Nafi’ dalam kitabnya Ad-Diinun-Nashiihah hal 17-18)
NASIHAT BAGI JAMA’AH TABLIGH
Kami nasihatkan bagi jama’ah tabligh dan orang-orang yang simpati pada da’wah mereka, termasuk orang-orang yang mengepankan ukhuwwah dan tidak menegakkan pilar saling menasihati dan membiarkan kebathilan dan kesalahan seperti ini dipendam dengan maksud menjaga ukhuwwah dan supaya ummat tidak terpecah belah, agar : 1. Bertakwa kepada Allah, takut akan siksa-Nya dan adzab-Nya. Menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya dan meninggalkan segala hal yang mengakibatkan murka-Nya.2. Bertaubat kepada Allah akan kesalahan-kesalahan kita, berjanji tidak akan mengulanginya, dan meninggalkan segala pemahaman-pemahaman sesat dan salah yang selama ini kita pegang.
3. Menuntut ilmu dien yang syar’i yang selaras dengan pemahaman salaf ash-sholih, mengamalkannya, mendakwahkannya dan sabar dalam memeliharanya.
4. Senantiasa menegakkan pilar nasehat-menasehati dan tolong menolong dalam kebenaran dan ketakwaan.
Catatan kaki :
[1] keluar wilayah untuk berdakwah dengan jumlah waktu yang telah ditentukan seperti 4 bulan, 40 hari, seminggu, dls.
[2] baca ‘Jama’ah Tabligh’ karya M. Aslam Al-Bakistani –beliau mantan tokoh Jama’ah tabligh yang ruju’ /taubat dari manhaj tablighi-
[3] akan datang keterangannya mengenai kesesatan aqidah jama’ah tabligh ini.
[4] tersingkapnya tabir ghaib sehingga manusia dapat mengetahui yang ghaib dan ini merupakan aqidah shufi yang rusak
[5] keyakinan adanya wali-wali kutub yang memiliki kemampuan mempengaruhi kahidupan makhluk –ini termasuk kesyirikan yang nyata
[6] (ucapan-ucapan yang keluar dari orang-orang shufiyah ketika akal mereka hilang dan mereka menganggap mereka (orang-orang shufiyah ini, peny.) dalam maqam yang paling tinggi dan ucapannya hampir seperti wahyu –Wallahul musta’an)
[7] mencari berkah baik di kuburan ataupun di tempat-tempat yang dikeramatkan dan ini termasuk kesyirikan yang nyata
[8] Baca kitab mereka yang berjudul Bahjatul qulub karya Muhammad Iqbal, salah seorang tokoh jama’ah tabligh, buku ini penuh dengan keanehan-keanehan, kesyirikan dan kebid’ahan yang sesat lagi menyesatkan.
[9] Atau dikenal dengan Fadhailul ‘amal. Nama fadhailul ‘amal ini diambil sebagai upaya pentalbisan dengan mengangkat kebolehan penggunaan hujjah hadits dhaif dalam fadhilah ‘amal (amalan fadhilah), namun mereka melupakan syarat-syarat bolehnya hadits dhoif digunakan sebagai fadhilah amal, lebih jauh lagi, kitab ini bukan hanya mengangkat hadits dhoif saja, namun juga maudhu’, hikayat-hikayat, dan dongeng-dongeng palsu.
[10] Yaitu Bukhari Muslim, wallahu a’lam
[11] Akan menyusul contoh-contohnya dalam risalah ini
sumber : http://abusalma.wordpress.com/2007/01/03/studi-kritis-pemahaman-jama%E2%80%99ah-tabligh/
Posted by tablighfanatik pada September 23, 2010
by abu salma

Penerjemah Fuad Hamzah, Lc
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu itu ada beberapa ada yang harus diperhatikan, berikut di antaranya.
BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU
  1. Mengikhlaskan niat karena Allah ta’Ć¢lĆ¢.
  2. Berdoa kepada Allah ta’Ć¢lĆ¢ supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.
  3. Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.
  4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.
  5. Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah. (Pendapat Syaikh al-Utsaimin dalam Fatawa Islamiyyah:, jilid 1, hlm. 170)
  6. Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu. Allah ta’Ć¢lĆ¢ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya dalam firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. ash-Shaf: 2-3)
Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Tidaklah aku menulis satu hadits pun dari Nabi n, kecuali telah aku amalkan, sampai ada hadits bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berbekam kemudian memberikan Abu Thaybah satu dinar,[1] maka aku pun memberi tukang bekam satu dinar tatkala aku dibekam.” (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2, hlm. 14)
  1. Merasa sedih tatkala ada masyayikh yang sezaman tapi tidak sempat bertemu, serta mencontoh adab dan akhlak mereka.
al-Khalal meriwayatkan akhlak Imam Ahmad rahimahullahu dari Ibrahim, ia berkata: “Apabila mereka mendatangi seseorang yang akan mereka ambil ilmunya, mereka memperhatikan shalat, kehormatan dan gerak-gerik serta tingkah lakunya, kemudian barulah mereka mengambil ilmu darinya.
Dan dari al-A’masy rahimahullahu berkata, “Orang dahulu belajar kepada ahli fikih tentang semua hal termasuk pakaian dan sandalnya. (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2, hlm. 145)
  1. Sopan santun dalam menuntut ilmu.
  2. Kontinyu (konsisten) untuk hadir dan tidak malas.
10. Tidak berputus asa dan mencela diri (merendahkan diri). Hendaknya ingat firman Allah ta’Ć¢lĆ¢:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. an-Nahl: 78)
Terlebih apabila kesulitan dalam mempelajari sesuatu.
11. Membaca kitab-kitab yang berkaitan dengan thalabul ilmi dan mempelajari metode yang benar dalam menuntut ilmu, serta berusaha mengetahui kekurangan dan kesalahan yang ada pada dirinya.
12. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.
13. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.
14. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.
15. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.
16. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.
17. Tidak melemparkan kitab ke tanah.
Ada seseorang yang melakukan itu di hadapan Imam Ahmad rahimahullahu dan beliau marah seraya mengatakan, “Beginikah kamu memperlakukan ucapan orang-orang baik?” (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2, hlm. 389)
18. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.
Imam al-Bukhari berkata: Bab barangsiapa yang ditanya tentang ilmu, sedangkan dia sibuk berbicara, maka selesaikan dulu permbicaraannya. Kemudian beliau membawakan hadits:
Ų£َŁ†َّ Ų£َŲ¹ْŲ±َŲ§ŲØِŁŠŲ§ًّ Ł‚َŲ§Ł„َ ŁˆَŲ§Ł„Ł†َّŲØِŁŠُّ ŁŠَŲ®ْŲ·ُŲØُ: Ł…َŲŖَŁ‰ Ų§Ł„Ų³َّŲ§Ų¹َŲ©ُ؟ ŁَŁ…َŲ¶َŁ‰ Ų§Ł„Ų±َّŲ³ُŁˆْŁ„ُ ŁِŁŠ Ų­َŲÆِŁŠْŲ«ِŁ‡ِ ŁˆَŲ£َŲ¹ْŲ±َŲ¶َ Ų¹َŁ†ْŁ‡ُ Ų­َŲŖَّŁ‰ Ų„ِŲ°َŲ§ Ł‚َŲ¶َŁ‰ Ų­َŲÆِŁŠْŲ«َŁ‡ُ Ł‚َŲ§Ł„َ: Ų£َŁŠْŁ†َ Ų£َŲ±َŲ§Ł‡ُ Ų§Ł„Ų³َّŲ§Ų¦ِŁ„ُ Ų¹َŁ†ِ Ų§Ł„Ų³َّŲ§Ų¹َŲ©ِ؟
Ada seorang Arab Badui bertanya kapan hari kiamat tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkhutbah, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melanjutkan khutbahnya dan berpaling dari orang itu, tatkala Nabi menyelesaikan khutbahnya, kemudian bertanya: “Dimana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat.” (al-Fath, jilid 1, hlm. 171)
19. Ibnul Jauzi rahimahullahu berkata: “Kapan saja ada yang tidak dapat dipahami dari perkataan guru oleh muridnya, hendaklah dia bersabar sampai sang guru menyelesaikan ucapannya, baru kemudian dia meminta penjelasan gurunya dengan penuh adab dan kelembutan dan tidak memotong di tengah-tengah pembicaraannya.” (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2, hlm. 163)
20. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu jawabannya, atau menanyakan sesuatu yang belum terjadi, dimana salafush shalih mencela hal seperti ini apabila pertanyaan itu dibuat-buat. (Tahdzib at-Tahdzib, jilid 8, hlm. 274, as-Siyar, jilid 1, hlm. 398)
21. Membaca biografi para ulama.
22. Membaca topik dan tema yang berbeda sebelum tiba waktunya. Seperti Ramadhan dan hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa, sepuluh awal dzulhijah dan kurban.
23. Antusias untuk membeli kitab-kitab yang khusus membahas permasalahan-permasalahan fikih. Seperti kitab yang berkaitan dengan sunnah-sunnah Rawatib atau qiyamullail, dll.
24. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.
25. Memulai dengan yang lebih penting.
Sebagaimana petunjuk Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memulai yang lebih penting yang beliau lakukan dengan tujuan itu. Oleh karena itu tatkala ‘Utban bin Malik memanggil Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata kepada beliau, “Aku ingin Anda datang untuk shalat di rumahku, supaya aku jadikan tempat itu menjadi mushalla”, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam keluar beserta beberapa orang sahabatnya.
Tatkala sampai di rumah ‘Utban, mereka meminta izin untuk masuk, kemudian mereka masuk, dan ‘Utban telah membuatkan makanan untuk mereka, maka Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak makan terlebih dahulu, bahkan berkata: “Dimana tempat yang ingin kamu jadikan mushalla itu?” kemudian diperlihatkan kepada beliau, kemudian beliau shalat, setelah itu baru duduk untuk menyantap hidangan. (HR. al-Bukhari, no. 425 & 667, Muslim, no. 263 dan disebutkan juga oleh Syaikh al-Utsaimin rahimahullahu dalam Syarh Riyadhu ash-Shalihin, jilid 3, hlm. 98)
26. Tidak sok pintar.
27. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala menyebut-Nya.
28. Bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tatkala menyebutnya.
29. Mengucapkan radhiyallahu ‘anhum (Ų±َŲ¶ِŁŠَ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ų¹َŁ†ْŁ‡ُŁ…ْ) kepada para sahabat tatkala menyebut mereka.
30. Mengucapkan rahimahullah (Ų±َŲ­ِŁ…َŁ‡ُ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ) kepada para ulama tatkala menyebut mereka.
31. Tidak menyandarkan sesuatu kepada maraji’ apapun kecuali apabila kita membaca berita itu darinya.
32. Tidak menyandarkan hadits kepada selain Imam al-Bukhari dan Imam Muslim apabila hadits itu ada pada keduanya atau salah satu dari keduanya.
33. Berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menyalin.
34. Menyandarkan faedah kepada yang empunya.
35. Tidak meremehkan faedah walaupun sedikit.
36. Tidak menyembunyikan faedah.
37. Tidak mempergunakan dalil hadits dhaif atau maudhu’.
38. Tidak mendhaifkan hadits, kecuali setelah meneliti an menanyakan kepada ahlinya.
39. Tidak mengacuhkan permasalahan-permasalahan yang ditanyakan kepada dirinya, karena itu dapat mendorong anda untuk meneliti dan menggali lebih dalam masalah itu.
40. Membawa buku catatan kecil untuk mencatat faedah-faedah dan berbagai macam permasalahan.
41. Tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang mubah.
42. Tidak menyibukkan diri dengan memperbanyak manuskrip atau satu buku yang berbeda penerbitnya, terkecuali ada faedahnya.
43. Mengunjungi perpustakaan-perpustakaan untuk menelaah kitab-kitab yang ada.
44. Menghindari keumuman istilah ilmiah yang mirip lafazhnya.[2]
45. Antusias untuk membaca kitab-kitab yang menjelaskan istilah-istilah penulis atau menjelaskan metode kitab dan bahasan-bahasannya.
46. Tidak terburu-buru dalam memahami ucapan, baik yang tertulis atau yang terdengar. Ibnul Qayyim rahimahullahu menyebutkan dari Ayub as-Sakhtiyani rahimahullahu, “Apabila ia mengulangi soal itu sama seperti awal, maka ia jawab, kalau tidak maka beliau pun tidak menjawabnya.” (I’lam al-Muwaqi’in 2/187)
47. Banyak membaca kitab-kitab tentang fatwa-fatwa.
48. Tidak terburu-buru untuk menafikan secara umum.
49. Apabila anda meriwayatkan hadits secara makna hendaknya anda jelaskan hal itu.
50. Hindari penggunaan lafadz-lafadz pengagungan untuk memuji diri sendiri.
51. Terimalah kritikan dan nasihat dengan lapang dada bukan karena basa basi.
52. Tidak sedih dan patah semangat karena sedikitnya orang yang belajar darinya. Imam adz-Dzahabi menyebutkan biografi Atha’ bin Abi Rabah bahwasanya dia, tidak ada yang duduk bersamanya (dalam menuntut ilmu –pent) kecuali sembilan atau delapan orang saja. (Siyar A’lam an-Nubala` 8/107)
53. Tidak menghabiskan waktu untuk membahas perkara-perkara yang tidak bermanfaat, seperti masalah-masalah yang ganjil lagi aneh, seperti warna anjng Ashabul Kahfi, pohon yang Nabi Adam p memakan buah darinya, dan panjang kapal Nabi Nuh p, dll.
54. Tidak terpancing untuk keluar jauh dari fokus pembahasan.
55. Tidak berlebih-lebihan dalam merangkai kata-kata dan menjelaskan ucapan serta tidak mempergunakan ibarat dan istilah yang asing.
56. Tidak berbicara tanpa ilmu, dan tidak merasa kesal jika pertanyaannya tidak dijawab.
57. Tidak terpengaruh dengan celaan pribadi apabila agamamu selamat, dan ingatlah ucapan penyair:
ŁˆَŲ„ِŁ†ْ ŲØُŁ„ِŁŠْŲŖَ ŲØِŲ“َŲ®ْŲµٍ Ł„Ų§َ Ų®َŁ„Ų§َŁ‚َ Ł„َŁ‡ُ ŁَŁƒُŁ†ْ ŁƒَŲ£َŁ†َّŁƒَ Ł„َŁ…ْ ŲŖَŲ³ْŁ…َŲ¹ْ ŁˆَŁ„َŁ…ْ ŁŠَŁ‚ُŁ„ْ
Apabila engkau diuji dengan orang yang tidak baik
Maka bersikaplah seolah-olah engkau tidak mendengarnya dan dia tidak berkata
58. Tidak berputus asa.
59. Semangat dalam menjalankan shalat malam.
60. Tidak banyak bicara, istirahat dan tidur dalam menuntut ilmu.
61. Secara khusus thalibul ilmi dan secara umum seorang muslim:
  1. Memenuhi kebutuhan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Ų§ِŲ“ْŁَŲ¹ُŁˆْŲ§ ŲŖُŲ¤ْŲ¬َŲ±ُŁˆْŲ§.
Berilah syafaat niscaya kalian dapat pahala. (HR. al-Bukhari)
  1. Menepati janji. Allah memuji para Nabi dan Rasul sebagaimana firman-Nya etntang Nabi Ismail p:
Ć¢ ¼Ć§m¯RƎ) tb%x. s-ĆÅ $|¹ Ə‰Ć“Ć£uqĆø9$# Ć”
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya. (QS. Maryam: 54)
  1. Bijaksana, sabar dan lemah lembut. Allah ta’Ć¢lĆ¢ berfirman:
Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. al-A’raf: 199)
As-Sam’ani rahimahullahu menyebutkan dalam kitab al-Ansab, adz-Dzahabi dalam kitab Tajrid ash-Shahabah, tentang biografi Auf bin Nu’man, berkata: Di masa jahiliyah dahulu dia lebih senang untuk mati dalam kondisi kehausan dari pada mati dalam kondisi ingkar janji, sebagaimana disebutkan:
Ų„ِŲ°َŲ§ Ł‚ُŁ„ْŲŖَ ŁِŁŠ Ų“َŁŠْŲ”ٍ Ł†َŲ¹َŁ…ْ ŁَŲ£َŲŖِŁ…َّŁ‡ُ ŁَŲ„ِŁ†َّ Ł†َŲ¹َŁ…ْ ŲÆَŁŠْŁ†ٌ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų§Ł„ْŲ­ُŲ±ِّ ŁˆَŲ§Ų¬ِŲØُ
ŁˆَŲ„ِŁ„Ų§َّ ŁَŁ‚ُŁ„ْ Ł„Ų§َ ŁˆَŲ§Ų³ْŲŖَŲ±ِŲ­ْ ŁˆَŲ£َŲ±ِŲ­ْ ŲØِŁ‡َŲ§ Ł„ِŲ¦َŁ„Ų§َّ ŁŠَŁ‚ُŁˆْŁ„َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ُ: Ų„ِŁ†َّŁƒَ ŁƒَŲ§Ų°ِŲØُ
Apabila anda telah mengatakan ‘ya’ maka laksanakanlah
Karena ucapan ‘ya’ adalah hutang yang harus di lunasi
Kalau tidak mampu katakanlah ‘tidak’ dan istirahatlah
Supaya orang lain tidak mengatakan anda pendusta
  1. Tawadhu’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
ŁˆَŲ„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡َ Ų£َŁˆْŲ­َŁ‰ Ų„ِŁ„َŁŠَّ Ų£َŁ†ْ ŲŖَŁˆَŲ§Ų¶َŲ¹ُŁˆْŲ§ Ų­َŲŖَّŁ‰ Ł„Ų§َ ŁŠَŁْŲ®َŲ±َ Ų£َŲ­َŲÆٌ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų£َŲ­َŲÆٍ ŁˆَŁ„Ų§َ ŁŠَŲØْŲŗِ Ų£َŲ­َŲÆٌ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų£َŲ­َŲÆٍ.
Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling bertawadhu’, supaya tidak ada yang membanggakan dan menyombongkan diri. (HR. Muslim)
  1. Gembira, lapang dada, dan mau mendengarkan problema orang lain.
  2. Mengajak bicara dan memberi nasihat kepada manusia.
‘Ikrimah rahimahullahu mengatakan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu : “Nasihati manusia satu jum’at sekali, jikalau mau maka dua kali, jika mau maka tiga kali, jangan bikin mereka bosan dengan al-Qur`an dan jangan mendatangi mereka tatkala sedang dalam urusannya dan kau sela pembicaraannya, sehingga mereka merasa jemu, akan tetapi diamlah, jikalau mereka meminta, maka nasihati karena mereka menginginkannya dan hindari olehmu sajak dalam berdoa, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya tidak melakukan hal itu. (HR. al-Bukhari, no. 6337)
  1. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata:
Ų­َŲÆِّŲ«ُŁˆْŲ§ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³َ ŲØِŁ…َŲ§ ŁŠَŲ¹ْŲ±ِŁُŁˆْŁ†َ.
“Ajaklah bicara manusia dengan apa yang mereka ketahui.”
Disitu ada dalil, seyogyanya sesuatu yang tidak jelas tidak di sampaikan ke khalayak ramai, dan hendaknya berkata sesuai dengan apa yang dipahami orang lain, juga ucapan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, “Jangan kau ajak bicara satu kaum yang tidak dapat dipahami oleh mereka karena tu dapat menimbulkan fitnah.” (HR. Muslim)

[1] Muttafaq ‘alaih.
[2] Seperti muttafaqun ‘alaih yang populer riwayat al-Bukhari & Muslim tapi muttafaqun alaih dalam kitab Muntaqa al-Akhbar karya Majiduddin Ibnu Taimiyah rah artinya riwayat Ahmad, al-Bukhari dan Muslim.
sumber : http://abusalma.wordpress.com/2009/11/22/adab-menuntut-ilmu/
Posted by tablighfanatik pada September 23, 2010
LINK PARA ULAMA
LINK ILMIAH (BAHASA ARAB)
LINK INDONESIA (BAHASA INDONESIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar