Rabu, 09 November 2011

Dakwah Maulana Muhammad Ilyas di Haramain

Sejak mulai menghidupkan kembali dakwah ini hingga akhir hayatnya, Syaikh Ilyas selalu memiliki niat dan azam yang kuat, untuk membawa kembali usaha dakwah ini ke markas Islam, yaitu ke Haramain Syarifain. Karena usaha ini merupakan hadiah yang sangat berharga bagi bangsa Arab. Mereka lebih berhak menerimanya dengan ke...gembiraan, seraya berkata, “barang – barang milik kami, kini telah dikembalikan kepada kami,” kemudian mereka akan melanglang buana dan membawanya keseluruh penjuru dunia.

Keinginan itu baru terlaksana pada tahun 1938, yaitu pada 12 Dzulqa’dah 1356 H, ketika beliau bertolak untuk menunaikan haji. Di sepanjang safar tersebut, yang menjadikan pembicaraan Syaikh Ilyas hanyalah masalah dakwah dan tabligh, selain masalah manasik haji. Bahkan ketika dalam perjalanan antara Jeddah dan Makkah, beliau turun di Bahra dan mengumpulkan orang – orang ditempat tersebut, kemudian beliau memberikan bayan kepada mereka dengan pembicaraan yang sangat menyentuh hati.

Syaikh Ilyas juga mengadakan perjumpaan dengan para haji dari Bahrain, dan berjanji kepada mereka akan membawa usaha dakwah ini ke negeri mereka. Dan beliaupun mengadakan pertemuan dengan para penjaga India yang bermukim di Arab. Ketika Syaikh Ilyas menyampaikan pandangannya tentang dakwah, terlihat mereka takut – takut. Namun setelah beberapa kali diadakan pertemuan dengan mereka, sikap mereka pun berubah. Mereka bersedia berpartisipasi dalam uasaha ini, tetapi sebagaimana orang – orang lain, mereka berpendapat bahwa untuk memulai dakwah ini perlu memperoleh ijin dulu dari pihak raja Abdul Aziz bin Abdurrahman As – Su’ud. Maka diputuskan akan ditulis sepucuk surat yang menjelaskan tujuan dakwah ini yang ditujuakan kepada baginda raja. Pada saat itu Syaikh Ihtisyamul Hasan juga berkesempatan untuk berjumpa dengan Syaikhul Islam Abdullah bin Hasan serta Syaikh Ibnu Bulaihad.

Dua minggu kemudian, yaitu pada tanggal 14 maret 1938, Syaikh Ilyas di dampingi oleh haji Abdullah Ad Dehlawi, Syaikh Abdurrahman dan Syaikh Ihtisyamul Hasan pergi menghadap raja. Dan baginda raja menerima mereka dengan penuh hormat. Raja turun dari tahtanya dan mempersilakan mereka duduk, merekapun menyampaikan tujuan mereka dengan penuh hormat. Merekapun menyampaikan tujuan mereka yang berisikan tauhid, berpegang teguh kepada Alquran dan assunnah, serta pentingnya mangikuti syariat Islam. Akhirnya raja melepas mereka dengan ucapan selamat ketika mereka hendak meninggalkan Istana.

Pada tanggal 15 safar 1357 H., Syaikh Ilyas meninggalkan Makkah menuju Madinah Al – Munnawarah. Tiba di Madinah pada pagi hari tanggal 27 safar. Setibanya di sana beliau langsung sibuk dalam dakwah. Meskipun demikian, beliau mengetahui bahwa gubernur Madinah tidak berwenang untuk membolehkan usaha ini di sana, hingga beliau menghubungi Mekkah dan menunggu pengarahan berikutnya. Pada kesempatan tersebut, Syaikh Ilyas, Sayyid Mahmud dan Syaikh Ihtisamul Hasan Menghadap amir Madinah dan menyampaikan tujuan dakwah ini kepada beliau. Dan ternyata beliau pun sangat setuju dan mendukungnya.

Setelah 15 hari Syaikh Ilyas tinggal di Madinah dan setelah bermusyawarah dengan alimulama di sana, beliaupun kembali ke India. Dari india beliau menulis surat ke Mekkah yang ditunjukkan kepada seseorang yang telah tersentuh hatinya dan dipenuhi rasa kehilangan akan kepulangan Syaikh Ilyas Ke India. Adapun isi Surat tersebut adalah sebagai berikut;

Kepada tuan yang kami muliakan.
Semoga Allah menjaga dan memelihara tuan.
Assalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Adapun yang membuat aku kembali ke india adalah karena kau telah bermusyawarah dengan kawan – kawan seperjuangan dalam memulai kerja dakwah ini dan meletakkan asas yang kuat. Setelah lima belas hari kami tinggal di madinah al – munawarah. Namun semuanya telah bersepakat untuk menjalankan usaha ini di sana, diperlukan waktu dua tahun penuh barulah akar – akar akan tertanam dengan kuat. Akupun sangat menyetujui pendapat tersebut. Namun untuk tinggal di sana dalam jangka waktu selama itu, aku takut benih – benih yag telah kutanam selama ini di india akan hilang sia – sia.

Oleh karena itu, aku bertekad untuk bekerja dakwah di india, sehingga akan dapat memperhatikan sepenuhnya usaha ini sebagaimana di tanah arab. Jadi kepulangan itu hanya untuk sementara waktu.
Akan tetatpi seandainya tuan memang mencintai agama Muhammad saw. Dan merasa sedih ketika melihat bahwa agama Muhammad saw. Lebih utama dan lebih berguna daripada hal hal yang tuan sibukkan, bahkan tuan menganggap bahwa jalan yang telah mulai kami tempuh ini memang benar menurut tuan, seharusnya tuan meningkatkan iman tuan dengan cara memberikan pengorbanan di jalan ini sambil berusaha memahami dan mengajak manusia untuk memahaminya pula.
Wassalamu’alaikum wrahnatullahi wabarakatuhu.
Muhammad Ilyas.
Nizhammuddin Delhi.

Demikianlah sepenggal kisah mengenai perjuangan Syaikh Muhammad Ilyas dalam mengembalikan dakwah Rasulullah saw ini ke tanah suci Mekkah Al – Mukarramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar