Minggu, 16 Oktober 2011

PERBEDAAN ANTARA ILMU DAN PENGETAHUAN


Oleh: Ading Nashrulloh
Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting. Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan. Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan), praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa, matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, tetapi keempatnya bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis.

Kesimpulan
Berdasarkan uaraian di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1.             Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal
2.             Ilmu bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif).
3.             Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan  informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka
4.             Dalam penulisan karangan ilmiah atau penulisan lainnya harus dibedakan antara ilmu dengan pengetahuan, agar kekaburan makna dari kata tersebut tidak terjadi.
5.             Penggabungan kata ilmu dengan pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan berkonotasi ganda, sehingga dalam penulisannya cukup dipakai salah satu kata sesuai dengan maknanya.

Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada beberapa definisi.
1.                       Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.  Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.  Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
2.                       Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
3.                       Pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang  suatu objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka.
Ruang Lingkup pengetahuan secara ontologi, epistomologi dan aksiologi ada tiga yaitu Ilmu, Agama dan Seni pada skema berikut :

Ilmu
Pada prinsipnya ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya.
Ada tiga dasar ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Jadi masih dalam jangkauan pengalaman manusia atau bersifat empiris. Objek empiris dapat berupa objek material seperti ide-ide, nilai-nilai, tumbuhan, binatang, batu-batuan dan manusia itu sendiri.
Pada umumnya metodologi yang digunakan dalam ilmu kealaman disebut siklus-empirik. Ini menunjukkan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, dan empirik yang menunjukkan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi. Metode siklus-empirik mencakup lima tahapan yang disebut observasi, induksi, deduksi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut dari segenap tahapan prosedur ilmiah tersebut, meskipun pada prakteknya tahap-tahap kerja tersebut sering kali dilakukan secara bersamaan (Soeprapto, 2003).
Ilmu dalam usahanya untuk menyingkap rahasia-rahasia alam haruslah mengetahui anggapan-anggapan kefilsafatan mengenai alam tersebut. Penegasan ilmu diletakkan pada tolok ukur dari sisi fenomenal dan struktural.
Dimensi Fenomenal.
Dalam dimensi fenomenal ilmu menampakkan diri pada hal-hal berikut :
1.                       Masyarakat yaitu suatu masyarakat yang elit yang dalam hidup kesehariannya sangat konsern pada kaidah-kaidah universaI, komunalisme, disinterestedness, dan skeptisme yang terarah dan teratur
2.                       Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang melalui refleksi, kontemplasi, imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah mengenal titik henti untuk mencari dan menemukan kebenaran ilmiah.
3.                       Produk yaitu hasil dari aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori, dan paradigma-paradigma beserta hasil penerapannya, baik yang bersifat fisik, maupun non fisik.
Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut
1.                       Objek sasaran yang ingin diketahui
2.                       Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti
3.                       Ada alasan dan dengan sarana dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus dipertanyakan
4.                       Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.
Ilmu dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis.

Berdasarkan skema di atas terlihat bahwa ilmu melingkupi tiga bidang poko yaitu ilmu pengetahuan abstrak, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan humanis. Ilmu pengetahuan abstrak meliputi metafisika, logika, dan matematika. Ilmu pengetahuan alam meliputi Fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan humanis meliputi psikologi, sosiologi, antropologi, hukum dan lain sebagainya.
Kesadaran manusia secara garis besar terbagi atas tiga dimensi yang amat penting. Pengalaman, perasaan dan pengetahuan. Ketiga dimensi itu berbeda secara substantif tetapi sangat saling berkaitan.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan. Untuk melihat perbedaan antara empat cabang itu, saya berikan contohnya: Ilmu kalam (filsafat), Fiqih (ilmu), Sejarah Islam (pengetahuan), praktek Islam di Indonesia (wawasan). Bahasa, matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, tetapi keempatnya bukanlah ilmu. Keempatnya adalah alat ilmu.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis. Bagaimana cara menyusun kumpulan pengetahuan agar menjadi ilmu? Jawabnya pengetahuan itu harus dikandung dulu oleh filsafat , lalu dilahirkan, dibesarkan dan diasuh oleh matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Maka seseorang yang ingin berilmu perlu memiliki pengetahuan yang banyak dan memiliki pengetahuan tentang logika, matematika, statistika dan bahasa. Kemudian pengetahuan yang banyak itu diolah oleh suatu metode tertentu. Metode itu ialah metode ilmiah. Pengetahuan tentang metode ilmiah diperlukan juga untuk menyusun pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk menjadi ilmu dan menarik pengetahuan lain yang dibutuhkan untuk melengkapinya.
Untuk bepengetahuan seseorang cukup buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan. Adapun untuk berilmu, maka metodenya menjadi lebih serius. Tidak sekedar buka mata, buka telinga, pahami realitas, hafalkan, sampaikan, secara serampangan. Seseorang yang ingin berilmu, pertama kali ia harus membaca langkah terakhir manusia berilmu, menangkap masalah, membuat hipotesis berdasarkan pembacaan langkah terakhir manusia berilmu, kemudian mengadakan penelitian lapangan, membuat pembahasan secara kritis dan akhirnya barulah ia mencapai suatu ilmu. Ilmu yang ditemukannya sendiri.
Apa maksud “membaca langkah terakhir manusia berilmu” ? Postulat ilmu mengatakan bahwa ilmu itu tersusun tidak hanya secara sistematis, tetapi juga terakumulasi disepanjang sejarah manusia. Tidak ada manusia, bangsa apapun yang secara tiba-tiba meloncat mengembangkan suatu ilmu tanpa suatu dasar pengetahuan sebelumnya. Katakanlah bahwa sebelum abad renaisansi di Eropa, bangsa Eropa berada dalam kegelapan yang terpekat. Karena larut dalam filsafat skolastik yang mengekang ilmu dan peran gereja. Para ilmuwan dan para filsafat abda itu tentu memiliki guru-guru yang melakukan pembacaan terhadap mereka tentang sampai batas terakhir manusia berilmu di zaman itu. Ilmu kimia abad modern sekarang adalah berpijak pada ilmu kimia, katakanlah abad 10 masehi yang berada di tangan orang-orang Islam. Dan ilmu kimia di abad 10 masehi itu tentu bepijak pula pada ilmu kimia abad 3500 tahun sebelum masehi, katakanlah itu misalanya dari negri dan zaman firaun.
Jadi seseorang yang ingin berilmu manajemen, misalnya, maka ia harus mengumpulkan dulu pengetahuan-pengetahuan mnajemen yang telah disusun sampai hari kemarin oleh para ahli ilmu tersebut dan merentang terus kebelakang sampai zaman yang dapat dicapai oleh pengetahuan sejarah.
Cara praktis, cepat, kompatibel, kredibel, aksesibel, dan lain-lain bel positif lainnya, untuk berilmu ialah dengan sekolah formal, dari SD hingga S3. Beruntunglah kawan-kawan yang bisa meraih gelar sarjana. Gelar magister dan seterusnya. Memang sekalipun gelar sudah s3 tapi koq masih terasa haus juga terhadap ilmu. Itu karena ilmu yang ada pada dirinya sebenarnya barus sedikit dari khazanah ilmu yang pernah disusun manusia, sedang disusun, dan apalagi jika dibanding dengan ilmu di masa depan sampai haru kiamat nanti.
Sedangkan ada yang berpendapat juga dari pengertian atau definisi dari arti kedua kata tersebut:
Ilmu  —à pengetahuan yg tersusun
Pengetahuan–à pengalaman yg disusun secara sistematis
Jadi  ilmu ; pengetahuan yg teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam segala golongan masalah yang sama tabiatnya  maupun kedudukannya tampak dari luar maupun menurut bangunnya dari dalam
•Ilmu  ingin  tahu yang mempunyai  sifat
•– ber obyek
•– ber metode
•– ber sistim dan bersifat
•– universal

•Sedang  pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut dengan pengetahuan pengalaman
•Sedang pengetahuan yang didapat dari  jalan  keterangan disebut dengan “ilmu”

•Pengetahuan– knowledge – i Pengeth
•Ilmu —–  science
•Ilmu —–  pengeth / knowledge
•Prof A Brecht  menyatakan
•Teori menjelaskan gejala—usaha ini bersifat “ilmiah”
•Teori  ilmiah menjelaskan gejala usaha bersifat “ilmu”

•Teori yang tak mengunakan  metode ilmiah –  biasa disebut spekulatif–  falsafah
•Politik
•Berasal  dari  Belanda  Politiek
•Asal  kata dari Yunani Polis –  negara kota

•Istilah politik  sangat bervariasi
•Polities,political,policy,polity,politik
•Kata  politik apabila dibelakang berarti polities– power –  contoh  partai  politik
•Kata  politik  apabila  didepan berarti  policy/kebijaksanaan–  contoh politik keuangan dll

•Politik  segala aktifitas/sikap yang berhubungan dengan kekuasaan  dan yang bermaksud untuk mempengaruhi dengan  jalan mengubah atau mempertahankan suatu macam bentuk susunan masyarakat
•Ilmu politik sekelompok ilmu pengetahuan  yg teratur yg membahas gejala dalam kehidupan  masy dlm pemusatan perhatian pada perjuangan manusia  atau mempertahankan kekuasaan guna mencapai apa yg diinginkan nya.

Sedangkan menurut buku Filsafat Ilmu oleh : Dr. Amsal Baktiar, MA berpendapat bahwa :
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap realitas tetapi oleh berpikir Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapan Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi. Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.

Sabtu, 15 Oktober 2011

MUSYAWARAH NIZAMUDDIN 1-4 OKT 2011



oleh Mahodum Hsb pada 13 Oktober 2011 jam 20:33

ARAHAN MASYAIKH UNTUK PELURUSAN KERJA DA’WAH  DALAM ACARA JORD KUDAMA INDONESIA DI   MESJID BANGLAWALI  NIZAMUDDIN 1-4 OKTOBER 2011
Arahan ini merupakan kelanjutan dari arahan - arahan  masyaikh yang telah diberikan sebelumnya. Apabila ada kesamaan ,maka arahan ini bersifat penekanan. Apabila ada perbedan, maka arahan ini bersifat menggantikan. Apabila belum pernah ada sama sekali maka arahan ini bersifat penyempurnaan atau melengkapi.
Para pekerja da’wah diuji dengan dua perkara, yaitu ujian syariat dan da’wah. Takaza  kita adalah untuk mewujudkan syariat (ahkamat) dalam kehidupan kita dan menyempurnakan pengorbanan dalam da’wah kita. Untuk itu, hendaklah 24 jam dalam kehidupan kita sesuai dengan cara nabi Muhammad Saw.
Azas kerja ini adalah praktek dalam amalan (tanggung jawab dai adalah menjadi teladan/sample dalam amal, baik dalam amal infirodi maupun amal ijtima’iyat) bukan ucapan ucapan, perkataan perkataan, bayan bayan, dsb. Kerja da’wah tidak hidup dengan bayan dan muzakaroh saja, tapi dengan dikerjakan/diamalkan langsung.
Tertib da’wah kita mengikuti sunnah nabi Muhammad Saw, yaitu :
  • Bersifat umumiyat, maksudnya kita jangan sampai berda’wah pada golongan tertentu saja, tapi berda;wah kepada semua orang. Islam. Menceburkan diri berda’wah ditengah tengah orang awam, itulah karakter da’wah nabi. Kita hendaklah mengutamakan da’wah dikalangan orang orang miskin dunia dan miskin agama (kisah Addas dan Abdullah Ibnu Ummi Maktum). Da’wah umumyat merupakan sarana yang paling tepat untuk mendekatakan diri kepada Allah swt. Kesulitan dan kehinaan yang terasa ketika da’wah kepada orang umum /awam, sangat cepat membawa kita dekat kepada Allah.
  • Sabar dan  tahamul. Sabar atas kejahatan orang lain terhadap kita dalam berda’wah. Membalas kebaikan dengan kebaikan itu biasa, tapi membalas keburukan dengan kebaikan itu merupakan sifat kenabian (Kisah Zaid bin Sana dan Syahidnya Hamzah ra).
  • Ijtimaiyyat, maksudnya adalah kita berda’wah dengan kelembutan (Kisah satu sahabat yang sangat buruk perangainya meninggal dunia dan Hatim ra mengirim surat ke Makkah). Dengan sabar, datangkan kelembutan, jika tidak sabar datangkan sifat kasar dan apabila kita berlaku kasar dan keras, maka orang orang akan menjauhi kita.  Kemudian selalu memaafkan (sama artinya dengan menghapuskan kesalahan/menganggap kesalahan itu tidak pernah ada, tutup aibnya. Kisah orang tua yang minum khamar, satu anak perempuan yang dipernah dizinahi mau dilamar orang, satu orang wanita yang kentut dimajelis Umar bin Khattab, satu orang laki-laki yang kentut dimajelis Umar bin Khattab. Memohonkan keampunan (Jika saudara kita salah mohonkan ampun kepada Allah Swt dan doa agar Allah Swt perbaiki dia. Jangan malah menyebarkan kesalahannya. Ini sama dengan ghibah dan dosa ghibah lebih parah daripada zina dan jangan pula dengki/iri dengan kelebihan/keberhasilan yang Allah Swt beri kepad satu orang. Sebagaimana kisah Saad bin Abi Waqqas). Kemudian bermusyawarah. Musyawarah adalah amalan ijtimayat, hak dari semua orang. Hilangnya ijtimayat akan menyebabkan matinya agama. Maulana Yusuf rah.a mengatakan : maksud dari pada musyawarah adalah agar terbentuk pikir untuk menghidupkan agama (Kisah Maulana Saad dalam safar). Faisalah dalam musyawarah janganlah bersifat otoriter tapi hendaklah meminta pendapat dari kawan-kawannya. Orang yang mengorbankan kepentingan pribadinya/dunianya untuk hadir dalam musyawarah maka Allah Swt akan beri ilham kepadanya dan sebaliknya orang yang tidak bisa menafikan kepentingan pribadinya/dunianya ketika bermusyawarah maka orang ini Allah Swt tidak beri ilham (Kisah Abdullah bin Zaid dengan adzannya).
  • M. Ahmad Lat dalam mudzakarohnya menyatakan hendaklah kita ini menjadikan Nabi Saw dan para sahabat sebagai cermin pribadi kita. Kalau kita sebagai pikirman, jumidar dan orang-orang memuji-muji kita maka hendaklah kita mengambil satu waktu dimalam hari untuk menangisi aib-aib kita. Buat kerja dengan kesatuan hati dan bermusyawarah dengan baik (Kisah lebah).
TENTANG AMALAN MAQAMI
Mengenai amal maqomi secara  umum
  • Kepada para penanggung jawab seluruh Indonesia, masyaikh menugaskan agar betul - betul memperhatikan keadaan amal maqomi diseluruh Indonesia. Jika ada kekurangan hendaklah diperbaiki, dan jika ada kelemahan hendaklah ditingkatkan.
  • Setiap  pekerja da’wah hendaklah menetapkan waktu dan mentaatinya secara istiqomah untuk seluruh amal maqami: 2,5 jam, jaulah 1 dan 2, 3 hari, usaha memakmurkan mesjid dll. Semua usaha kita ini merupakan keterikatan waktu baik untuk tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

Mengenai musyawarah harian
  • Musyawarah harian bertujuan agar dari mahalah kita bisa dikirimkan jama’ah keseluruh alam. Agenda musyawara harian:
  •  
    1. Karguzari kunjungan kemarin.
    2. Tujuan kunjungan hari ini.
    3. Petugas ta’lim masjid hari ini.
    4. Takaza takaza lain sesuai keperluan
                   Hendaklah musyawarah harian kita melibatkan semua komponen masyarakat. Mahalla itu kuat jika semua komponen masyarakat duduk dalam musyawarah.


Mengenai 2,5 jam harian
  • Dalam kerja 2,5 jam perhari, setiap pekerja da’wah hendaklah menetapkan waktunya, istiqomah, disempurnakan waktu dan amalnya dan bekerja sesuai arahan. 2,5 jam adalah waktu minimum, tetapi kalau teman-teman kita sanggupnya memberi waktu dibawah itu maka kita terima dan itu masuk dalam data orang yang menjalankan 2,5 jam.
  • Dalam kunjungan harian, hendaklah semua rumah  dikunjungi dan semaua laki laki baligh ditemui, termasuk juga orang orang yang berbeda pemikiran dengan kita. 
Mengenai jaula 1 dan 2
  • Jaulah 1 dibawa dengan kerisauan dan pengorbanan. Maksud kerisauan adalah ada doa sungguh sungguh sebelum hari jaulah dan saat hari jaulah, ketika musyawarah harian pagi semua peserta musyawarah diingatkan bahwa hari ini adalah hari jaulah dan teman-teman yang tidak hadir ketika musyawarah kita datangi rumahnya dan ingatkan dia bahwa hari ini adalah hari jaulah. Kemudian seluruh jamaah setiap selesai shalat doa untuk jaulah dan ketika jaulah dibuat dengan tertib yang betul dan penuh kerisauan. Sedangkan pengorbanan dimaksud adalah pengeluaran jama’ah cash setelah jaulah.
  • Rute jaulah 2 adalah ketempat atau mesjid yang tidak hidup amal. Dilakukan selama 5-6 minggu.
Mengenai keluar 3 hari /40 hari / 4 bulan
  • Dalam bayan hidayah 3 hari /40 hari / 4 bulan diseluruh Indonesia, sampaikan dengan penekanan yang kuat 3 perkara ini :
  1. Bukan satu keharusan datang disatu tempat 2 hari atau 3 hari tetapi buat kerja ditempat itu sampai amal hidup ditempat itu. Bisa jadi 4 hari, 5 hari. Jadi ajak orang-orang islam ditempat itu dan juga orang-orang yang sudah pernah keluar untuk buat kerja menghidupkan amal masjid (Lihat mengenai nusroh jamaah di maqami).
  2. Dapatkan jamaah cash, jumpai semua lapisan masyarakat. Hari 1 tasykil, hari 2 tasykil, hari 3 tasykil. Libatkan penduduk/jamaah setempat untuk buat kerja tasykil ini.
  3. Orang-orang yang telah nusroh/menemani kita 2 hari, 3 hari ataupun 4 hari dan orang-orang yang sudah keluar 4 bulan/40 hari pada hari akhir ditempat itu kita kumpulkan dan beri mudzakaroh tentang maqami dengan detail :
  •  
    1. Sampaikan pentingnya kerja maqami (dengan sebab hidupnya maqami Allah Swt turunkan rahmat ditempat itu seperti hujan deras, Allah Swt jaga rumah-rumah orang-orang yang buat maqami dan Allah Swt mudahkan orang-orang beriman untuk jalankan amal).
    2. Terangkan kerja 5 amal dengan cara yang mudah.
    3. Tentukan kapan mereka buat amal-amal itu.



Mengenai usaha memakmurkan masjid 
  • Dalam usaha memakmurkan masjid, orang-orang dibawa ke masjid, diletakkan dalam suasana masjid dan dakwah disampaikan di masjid (10 menit bicara agama dimasjid lebih baik dari pada berjam-jam bicara dirumah)
  • Jika mereka tidak bisa kemasjid, dakwah disampaikan/disempurnakan dirumah.
  • Untuk usaha memakmurkan masjid, tidak perlu ada syarat-syarat yang menyulitkan, hanya diperlukan 8 orang beriman (orang islam) tidak mesti orang yang telah keluar 3 hari /40 hari / 4 bulan. Waktunya tidak mesti harus sempurna 2,5 jam (boleh dibawah itu)
Mengenai Nusroh jamaah di maqami
  • Dalam menerima jamaah dimahalla kita, hendaklah jamaah diberikan keleluasaan/kebebasan waktu tanpa membatasi 2 atau 3 hari, sampai kerja-kerja jamaah dapat disempurnakan.
  • Untuk menghidupkan maqami diseluruh masjid, maka hendaklah diberi bayan hidayah (petunjuk kerja) kepada jamaah gerak 4 bulan dan 40 hari agar mereka melakukan :
  1. Jamaah gerak bekerja sama dengan jamaah maqami untuk praktek 2,5 jam, usaha memakmurkan masjid dan menghidupkan 5 amal.
  2. Besama-sama dengan orang tempatan, aktif melibatkan orang-orang umum atau seluruh orang islam dalam menghidupkan amal masjid.
  3. Jamaah belum boleh pindah sebelum mengusahakan hidupnya amal maqomi.
  • Untuk orang tempatan, hendaklah bekerja sama dengan jamaah yang datang dalam musyawarah dan menghidupkan amal masjid.
Mengenai kehadiran di malam markas
  • Para pekerja dakwah hendaklah datang kemalam markas dalam bentuk jamaah masjid atau mahalla, dengan membawa tasykilan dari mahalla sendiri. Berikut iqram, hikmat bawa alat tidur dsb. Maksudnya agar dapat membentuk jamaah cash dari mahalla masing-masing
Mengenai kerja sama antar daerah
  • Provinsi-provinsi yang kuat dalam amal dakwah membantu provinsi-provinsi yang lemah selama 2 tahun, sehingga 2 tahun yang akan datang, semua provinsi telah semakin kuat. Halaqah yang kuat membantu halaqah yang lemah, mahalla yang kuat membantu mahalla yang lemah.




Tentang kerja masturat 
Mengenai usaha masturat secara umum
  • Ada dua cara untuk memulai kerja masturat dan menjadikan keluarga contoh dalam usaha masturat, yaitu:
    1. Istiqomah ta’lim  rumah  dengan muzakarah  6 sifat, dan laki lakinya hadir dalam ta’lim tesebut.
    2. Setiap 3 bulan keluar masturat secara istiqomah.
Mengenai ta’lim rumah
  • Dalam ta’lim rumah dibuat muzakarah 6 sifat. Saat memberikan muzakarah sifat ke 6 , dibuat taskil keluar masturat dan rijal. Petugas ta’lim dan muzakarah telah dimusyawarahkan pada  hari sebelumnaya. Dalam ta’lim rumah menggunakan buku Fadilah Amal dan Muntakhob Hadits secara bergantian (selang - seling)
Mengenai ta’lim mahalla mingguan masturat
  • Ta’lim mahalla masturat  mingguan hendaklah menghadirkan wanita dari semua kalangan, karena kehadiran merekalah, akan mengubah pola kehidupan mereka dan akan memberikan kekuatan untuk membuat ta’lim rumah
  • Dalam ta’lim mahalla masturat mingguan menggunakan buku Fadilah Amal  dan Muntakhob Hadits secara bergantian (selang – seling)
  • Ta’lim mingguan mahalla masturat dibuat dengan syarat :
  1. Ada jama’ah masjid dimahalla tersebut, karena kerja dikontrol oleh jama’ah masjid.
  2. Ada beberapa wanita yang telah keluar masturat  40 hari , 15 hari, 10 hari dan dapat menghandel program.
  • Program ta’lim mingguan masturat dibuat dirumah orang yang pernah keluar masturat, dan rumahnya munasib.
  • Progaram ta’lim mingguan masturat:
a. Ta’lim kitabi
b.Muzakarah 6 sifat.
c. Ada tasykil. Tasykilnya: rijal keluar 4 bulan, 40 hari, 3 hari. Wanita keluar 3 hari. Kemudian, yang memberikan muzakarah 6 sifat memberi targib kepada wanita wanita yang hadir supaya menghidupkan ta’lim rumah, menghidupkan suasana agama dirumah (mengamalkan target kerja masturat yaitu sebagai abidah, muta’alimah, murobbiayah, zahidah, khadimah dan daiyah)


Kemudian dijelaskan fadilah rumah yang hidup amalan agama. Akan menyelamatkan dari  fitnah. Rumah yang tidak ada ta’lim rumah akan terkena fitnah (Segala fitnah akan masuk kerumah kita).
Pembaca ta’lim kitabi dibolehkan wanita yang belum menikah  sedangkan untuk muzarah 6 sifat, harus oleh wanita yang telah menikah.
Boleh dibuat bayan oleh laki laki setelah 5-6 minggu yang diputuskan bayan adalah mereka yang faham betul (pakar) dalam kerja kerja masturat.
Setelah tafakud selesai dilaporkan kepada penanggung jawab markaz agar pengeluaran jama’ah masturat atas muyawarah markaz.

Mengenai ijtima’ masturat

  • Progaram ijtima’ masturat adalah sbb:
  1. Ta’lim. Lamanya sesuai keadaan, bisa sebentar sampai agak lama.
  2. Bayan. Tentang pentingnya pengorbanan, diberikan oleh orang lama yang kuat pikir da’wahnya, risau seluruh alam, ada kemampuan untuk mentasykil.
  3. Tasykil. Yang telah 40 hari dan 2 bulan IPB ke negri jauh, yang telah 10 atau 15 hari menjadi 40 hari atau 2 bulan, yang telah pernah 10, 15 atau 40 hari ke IPB. Yang paling utama/dikehendaki adalah tasykil cash, kalau belum memungkinkan baru dibuat tafakud.
  4. Tafakud, dan di tetapkan tarikh dan rute keberangkatan,  kemudian ditasykil agar mereka menjaga nisab 10 atau 15 hari per tahun. Kemudian ditarghib akan pentingnya menghidupkan amal rumah.
  5. Ditutup dengan doa.
                 Program ijtima’ ini menghadirkan sekitar 30 sampai 35 pasang dan diadakan   1  atau 2 kali dalam setahun.


Mengenai pengeluaran jama’ah masturat

  • Rumah yang digunakan menerima jama’ah masturat adalah rumah orang yang pernah keluar masturat dan munasib , serta bukan rumah kosong
  • Jangan membebani tuan rumah dalam hal perkhidmatan (tuan rumah cuma boleh masak untuk 1 kali atau 2 kali makan, rumah-rumah lain yang menghantar makanan dan yang lebih baik suami-suami jamaaah yang keluar yang memasakkan makanan).
  • Mulakat jangan menggunakan HP (tidak boleh menggunakan HP  sama sekali pada saat keluar)




HAL – HAL LAIN

Mengenai usaha atas pelajar

  • Pelajar pelajar dilibatkan dalam amal maqami termasuk musyawarah harian kunjungan kepada pelajar lain di maqami, dsb.


Mengenai usaha atas ulama

  • Ulama yang telah keluar satu tahun, hendaklah diusahakan untuk keluar 4 bulan tiap tahun karena kita sangat membutuhkan keberadaan ulama didalam jama’ah gerak. Maulana Ilyas menginginkan agar setiap jama’ah gerak terdapat seorang Hafiz dan seorang  Alim di dalam jama’ah.

Mengenai takaza negri jauh

  • Indonesia ditakazakan untuk mengirimkan jama’ah ke TAIWAN dan LAOS secara khusus yaitu: jama’ah rijal 4 bulan, atau jama’ah 40 hari berterusan.
Jama’ah masturat juga ditakazakan ke TAIWAN dan LAOS

Mengenai menghidupkan madrasah dimahalla
  • Hendaklah dipikirkan agar setiap masjid diwujudkan tempat bagi anak anak untuk belajar Qur’an dan agama secara keseluruhan. Hal tersebut kita sampaikan dalam kalam 2,5 jam, dengan mentarghib orang tua  untuk mengirim anak anaknya belajar ke madrasah/maktab dimahalla tersebut.
Cara penyelesaian masalah

  • Apabila ada pertanyaan atau perbedaan pendapat, hendaklah hadir dan tanyakan dalam musyawarah penanggung jawab / syura atau syura Indonesia bertanya secara resmi ke syura Nizamuddin (tidak dinyatakan kepada perseorangan)